Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu mengundang Duta Besar Republik Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazande untuk membahas ritual Tabot yang diselenggarakan Kerukunan Keluarga Tabot Bengkulu untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husein.
"Penyelenggaraan Tabot di Bengkulu sudah menjadi bagian dari budaya yang juga diperingati masyarakat Islam di Iran sehingga ada kesamaan. Ini yang menjadi dasar pertemuan ini," kata Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan hal itu usai menggelar pertemuan dengan Dubes Iran bersama sejumlah stafnya di ruang rapat Kantor Gubernur Bengkulu.
Kehadiran Dubes Iran tersebut kata dia atas permintaan Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) yang menggelar ritual Tabot setiap menyambut 1 Muharram atau Tahun Baru Islam.
"Saat ini ada beberapa persepsi yang muncul di masyarakat kita tentang ritual Tabot, terutama adanya beberapa anggota KKT yang kerasukan atau kemasukan roh halus saat proses ritual, ini menimbulkan banyak spekulasi tentang Tabot," katanya.
Padahal, pada dasarnya pelaksanaan Tabot tersebut dalam agama tidak salah sebab hanya memperingati kematian cucu Nabi Muhammad SAW.
Masalah ini kata dia akan dikupas tuntas dalam seminar internasional dengan tema "Eksistensi Tradisi Tabot Bengkulu Dalam Meningkatkan Peran Sosial, Budaya dan Pendidikan Politik Umat" di aula Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) pada Jumat (2/12).
Dubes Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazenda mengatakan Tabot juga digelar oleh masyarakat Islam Iran untuk memperingati terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala. "Kami sangat senang menerima undangan ini karena Tabot juga bagian dari budaya masyarakat Islam di Iran," katanya.
Selain membahas ritual Tabot, kehadiran Dubes Iran tersebut juga dimanfaatkan untuk membahas rencana kerja sama yang memungkinkan terjalin.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Edy Waluyo menyampaikan potensi sumber daya yang masih terbuka untuk investasi, termasuk bagi pengusaha dari Iran.
Sektor utama yang masih membutuhkan campur tangan investor antara lain pertambangan, perkebunan hingga potensi perikanan.
Sumber: http://oase.kompas.com