Singkawang, Kalbar - Kota Singkawang boleh berbangga hati. Pasalnya, Kota Bumi Bertuah Gayung Bersambut ini berhasil menyabet empat penghargaan sekaligus ketika mengikuti Parade Busana Daerah se-Indonesia yang ke VI yang bersama HUT TMII 36.
Empat penghargaan itu di antaranya sebagai penyaji Adi Busana terbaik Se-Indonesia, Perancang, Busana Unggulan, Penyaji Adi Busana Unggulan, Perama Adi Busana Eksotika Khatulistiwa, antarkalimantan.
“Acaranya di mulai 18-27 April. Untuk parade busana daerah 18 April. Hari itu dilakukan perlombaan sekaligus penilaian. Singkawang, mewakili Kalimantan Barat di ajang ini,” kata desainer busana daerah yang mengikuti ajang tersebut, Rabudin, Selasa (29/4). Dalam satu tim yang berangkat diantaranya Rabudin atau Dini Phenk sebagai desainer. Dua model, Ketua Harpi Melati DPC Kota Singkawang, Kepala Disbuparpora Kota Singkawang dan Ketua Harti Melati Provinsi Kalbar.
Penghargaan ini, kata dia, langsung diberikan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Sebagai desainer, Rabudin mengusung busana etnik dayak yang diberikan kreasi modern. “Kreasi modernnya 20 persen. Selebihnya kreasi lokal, karena kita tidak ingin meninggalkan tradisi,” kata dia.
Tema yang diangkat pun menyentuh kreasi lokal yakni “Kembali ke Alam Borneo”.
Menurut Desainer yang akrab dipanggil Dini Phenk, butuh waktu dua bulan untuk mendesain busana daerah ini. Pasalnya, bahan-bahan yang digunakan murni dari hutan. Selain itu proses pengerjaan masih menggunakan cara tradisional. “Pembuatannya menggunakan manual, rajutan. Buat motif, tidak pakai jas, jahit tangan. Handmade. Bahan yang digunakan seperti kulit kayu tarap dan tenun ikat. Kemudian ada accesories pakai burung enggang,” jelas dia.
“Saya berterima kepada tim handmade, dukungan pemerintah melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Busana daerah kita dihargai di tingkat nasional. Ke depannya, akan terus bekarya agar lebih berkembang,” tambah dia. Menurut Dini Phenk, sudah tidak diragukan lagi jika Kota Singkawang dianggap Kota dengan berbagai destinasi wisatanya. Sudah seharusnya, pada kesempatan itu pemerintah lebih mempromosikan busana daerahnya.
Bahkan, lanjut dia, bisa saja pada even-even tertentu diterapkan penggunakan busana daerah. “Bisa saja diterapkan busana daerah, karena itu identitas Kalimantan Barat, termasuk Kota Singkawang. Seperti 17 agustus, atau hari kartini. Tujuannya untuk memperkenal budaya Kalbar, dan tidak hanya budaya luar,” terangnya.Sehingga, lanjut dia, tidak hanya wisata alam yang lebih ditonjolkan tapi juga wisata budaya. Termasuk, ujar dia, busana daerah ini. “Wisata budaya juga harus lebih ditonjolkan. Karena Singkawang satu dalam keberagaman,” kata Dini Phenk yang pernah meriah penata rias unggulan terbaik 2013 se-Indonesia ini.
Sumber: http://www.pontianakpost.com