Berkreativitas dengan Menulis Cerita Anak

Oleh Kristina Dwi Lestari

Perkembangan psikologi anak memunyai ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan perkembangan balita bahkan remaja. Perbedaan tersebut menurut Fawzia Aswin Hadits dalam tulisannya yang berjudul "Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar", perkembangan itu meliputi perkembangan fisik, kognitif, bahasa, bahkan perkembangan sosial emosionalnya. Dalam seminarnya yang bertema "Tahap Perkembangan Anak dan Mengenal Cara Belajar Anak", Dra. Tuti Gunawan menegaskan bahwa kecerdasan anak bisa ditemukan dalam bentuk kecerdasan logis matematis, kecerdasan spasial (ruang), kecerdasan kinetis jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan antarpribadi, kecerdasan interpribadi, dan kecerdasan lingustik seperti membaca, menulis, dan lain sebagainya.

Seorang penulis, baik karya fiksi atau nonfiksi, pada umumnya harus bertanggung jawab akan tulisannya. Pendapat, gagasan, pemikiran, dan perasaannya harus bermanfaat bagi orang lain. Cerita anak adalah cerita yang sederhana, akan tetapi kompleks. Kesederhanaan itu terlihat dalam wacananya yang baku dan berkualitas tinggi, namun tidak ruwet sehingga akan lebih enak dibaca dan komunikatif. Selain untuk membantu daya imajinasi anak, cerita anak juga akan membantu daya kreativitas mereka. Penulis cerita anak harus mengalihkan pola pikir orang dewasa kepada dunia anak-anak. Keberadaan jiwa dan sifat anak-anak yang tersirat dalam sebuah cerita nantinya menjadikan cerita anak tersebut digemari. Berikut hal-hal penting yang perlu diketahui untuk membantu Anda saat akan menulis cerita anak.

POSISI PENULIS CERITA ANAK

Kedudukan penulis, dalam hal ini penulis cerita anak, sangatlah sentral. Hal ini disebabkan karena penulislah yang menulis, menerbitkan, menjual, memilih, membeli, dan menyampaikan kepada anak. Anak-anak hanya disuguhi dan yang bertanggung jawab adalah penulis.

Jika Anda mempunyai ketertarikan untuk menjadi penulis cerita anak, ternyata bakat saja tidaklah cukup. Kegiatan menulis harus diawali dari kesiapan diri kita untuk menulis. Berikut hal penting menurut Titik W.S. (2003: 26) yang harus dimiliki saat Anda menulis cerita anak, di antaranya adalah sebagai berikut.

Bakat
Kemauan atau niat
Wawasan luas
Kaya imajinasi
Disiplin
Kreatif
Persepsi
Tangguh, tidak mudah putus asa
Menguasai teknik menulis
Memahami bahasa, yang berkaitan dengan kemampuan bahasa dalam penguasaan idiom dan kosa kata
STRUKTUR BACAAN ANAK

Aspek struktur yang menentukan sebuah bangun cerita anak sesuai pemaparan Riris K.T. Sarumpaet (2003: 111-121), di antaranya adalah sebagai berikut.

Alur

Dalam cerita fiksi kita tahu bahwa bangun yang menentukan atau mendasarinya adalah alur. Alurlah yang menentukan sebuah cerita menarik atau tidak. Dan hal penting dari alur ini adalah konflik. Karena konfliklah yang menggerakkan sebuah cerita. Konflik pula yang bisa menyebabkan seseorang menangis, tertawa, marah, senang, jengkel ketika membaca sebuah cerita. Alur cerita anak biasanya dirancang secara kronologis, yang menaungi periode tertentu dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam periode tertentu. Alur lain yang digunakan adalah sorot balik. Alur sorot balik digunakan penulis untuk menginformasikan peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Biasanya alur sorot balik ini dijumpai pada bacaan anak yang lebih tua dan biasanya akan membingungkan anak-anak di bawah usia sembilan tahun.

Tokoh

Tokoh adalah "pemain" dari sebuah cerita. Tokoh yang digambarkan secara baik dapat menjadi teman, tokoh identifikasi, atau bahkan menjadi orang tua sementara bagi pembaca. Peristiwa tak akan menarik bagi anak, jika tokoh yang digambarkan dalam cerita tidak mereka gandrungi. Hal penting dalam memahami tokoh adalah penokohan yang berkaitan dengan cara penulis dalam membantu pembaca untuk mengenal tokoh tersebut. Hal ini terlihat dari penggambaran secara fisik tokoh serta kepribadiannya. Aspek lain adalah perkembangan tokoh. Perkembangan tokoh menunjuk pada perubahan baik atau buruk yang dijalani tokoh dalam cerita-cerita.

Latar

Waktu yang menunjukkan kapan sebuah cerita terjadi dan tempat di mana cerita itu terjadi menunjukkan latar sebuah cerita. Misalnya dalam cerita kesejarahan, penciptaan waktu yang otentik ini sangatlah penting untuk memahami sebuah cerita.

Tema

Tema sebuah cerita adalah makna yang tersembunyi. Tema mencakup moral atau pesan/amanat cerita. Tema bagi cerita anak haruslah yang perlu dan baik bagi mereka. Ia harus mampu menerjemahkan kebenaran. Hal penting yang perlu kita perhatikan juga, bahwa tema jangan mengalahkan alur dan tokoh-tokoh cerita. Tentu saja buku yang ditulis dengan baik akan menyampaikan pesan moral, tetapi juga harus bercerita tentang sesuatu, dari mana pesan itu mengalir. Dengan cara itu, tema disampaikan kepada anak secara tersamar.

Jadi, jika nilai moral hendak disampaikan pada anak, tema harus terjahit dalam bahan cerita yang kuat. Dengan demikian, anak dapat membangun pengertian baik atau buruk tanpa merasa diindoktrinasi.

Gaya

Bagaimana penulis mengisahkan dalam tulisan itulah yang disebut dengan gaya. Aspek yang digunakan untuk menelaah gaya dalam sebuah cerita fiksi adalah pilihan kata. Apakah panjang atau pendek, biasa atau tidak, membosankan atau menggairahkan. Kata-kata yang digunakan haruslah tepat dengan cerita itu. Karena kita tahu bahwa pilihan kata akan menimbulkan efek tertentu.

Hal lain adalah masalah kalimat. Kalimat dalam cerita anak-anak haruslah lugas, tidak bertele-tele, dan tidak harus menggunakan kalimat tunggal. Kita bisa menggunakan kalimat kompleks asalkan logis dan langsung mengarah kepada apa yang ingin disampaikan.

Beberapa prinsip dalam menulis cerita anak yang diuraikan di atas kiranya semakin membantu Anda dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki untuk menulis sebuah cerita anak. Sebuah cerita yang syarat pesan moral bagi anak tanpa harus menggurui mereka, dan mampu mengintregasikan elemen di atas dalam jalinan cerita yang menyenangkan. Selamat berkreativitas lewat cerita anak.

Sumber Bacaan
Gunawan, Tuti. 2007. Makalah dalam seminar "Tahap Perkembangan Anak dan Mengenal Cara Belajar Anak".

Hadits, Fawzia Aswin. 2003. Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar, dalam "Teknik Menulis Cerita Anak". Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati.

S., Titik W. 2003. Menulis, dalam "Teknik Menulis Cerita Anak". Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati.

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2003. Struktur Bacaan Anak, dalam "Teknik Menulis Cerita Anak". Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati.

-

Arsip Blog

Recent Posts