Kubu Raya, Kalbar - Upacara adat Kwangkay di Kampung Jengan Danum Kecamatan Damai, Kabupaten Kubu Raya (Kubar), berakhir Senin (15/6). Acara puncaknya, pemotongan hewan kurban sebagai tradisi warga Dayak di Kubar. Sekretaris Kabupaten Kubar Yahya Marthan yang hadir di acara adat itu berharap, upacara adat Kwangkay selain menarik minat wisatawan, juga meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, seperti pedagang yang berbaur di dalam acara Kwangkay tersebut.
“Namun di dalam upacara adat seperti Kwangkay ini ada yang lebih penting yang harus diperhatikan yakni nilai sempekat (kebersamaan) harus kita pelihara,” pinta Yahya Marthan yang juga mantan Sempekat Tonyooi Benuaq Kubar. Maksud dipelihara itu, lanjutnya, karena upacara adat seperti ini sudah menjadi simbol/jati diri adat budaya yang wajib dilestarikan.
Ketua Panitia Kwangkay Martinus Andy menjelaskan, upacara Adat Kwangkay ini adalah proses kematian. Maksudnya, sebelum mengundang/pemangilan arwah atau dalam bahasa Dayak Benuaq: Pesalukng Liau, dilakukan penurunan kepala manusia atau dalam bahasa Dayak Benuaq, pekili kelelungan.
Dari pekili kelelungan selama 3 hari berikutnya, dilakukan upacara Pesalukng Liau. “Tujuan, agar arwah yang meninggal tadi diberi makan,” kata Martinus Andy. Adapun makanan yang disiapkan untuk arwah dikemas sedemikian rupa mulai makan terkecil, hingga makanan paling besar berupa pemotongan hewan kerbau. Ia menjelaskan, dalam pemanggilan arwah atau Pesalukng Liau ini, hewan korban tidak harus seekor kerbau atau pun sapi. Babi pun bisa, tergantung kemampuan penyelenggara. (hms6)
Sumber: http://www.kaltimpost.web.id 18 Juni 2009