Bukittinggi - Promosi wisata yang ada di Bukittinggi perlu terus dilakukan agar kunjungan wisata di luar hari libur bisa meningkat. Selama ini, kunjungan wisata di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, membeludak hanya pada hari libur.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bukittinggi Agam Syafroni Falian, Minggu (23/3), mengatakan, Kota Bukittinggi baru dikenal saat liburan saja.
Sementara, pada hari-hari biasa, aktivitas orang luar di Bukittinggi masih kurang.
”Kalau liburan seperti libur panjang sejak Kamis kemarin, angka hunian hotel mencapai 100 persen. Begitu pula pada akhir pekan dan hari libur lain. Sementara, pada hari biasa, angka hunian hotel merosot hingga lebih dari 50 persen. Kalau ditotal, potensi hunian hotel hanya berkisar tiga sampai empat bulan dalam setahun,” kata Syafroni.
Akibat merosotnya tingkat hunian hotel pada hari kerja, harga kamar hotel di Bukittinggi bisa turun hingga 40 persen dari tarif yang dipublikasikan (publish rate). Turunnya harga kamar itu akibat pengelola hotel berani memberikan diskon untuk menarik wisatawan datang ke hotel mereka.
Syafroni menambahkan, kunjungan wisata saat ini belum terpengaruh kenaikan harga sejumlah bahan makanan atau barang. Pihak pengelola hotel juga masih bertahan memakai harga lama, dengan harapan angka kunjungan hotel tidak berkurang.
Paket
Promosi yang perlu dilakukan saat ini adalah promosi paket wisata yang bisa dikunjungi di Bukittinggi, berikut aktivitas wisatawan. Selain itu, promosi Bukittinggi sebagai tempat yang cocok untuk rapat atau aktivitas kerja lainnya juga masih perlu ditingkatkan.
Kebutuhan untuk promosi pariwisata juga dirasakan Martha, Kepala Taman Budaya Kinantan (TMBK) Bukittinggi. Promosi wisata di Bukittinggi diperlukan untuk mengenalkan daerah-daerah tujuan wisata yang selama ini kurang populer.
”Promosi pariwisata dibutuhkan untuk mendorong atau menyebarluaskan tempat-tempat wisata baru di Bukittinggi. Sebut saja panorama baru, Ngarai Sianok, serta pemandangan alam lain,” ujar Martha.
Selain obyek wisata, Martha melihat bahwa makanan yang ada di Bukittinggi juga merupakan salah satu pemikat bagi wisatawan karena rasanya yang khas.
Sama seperti hotel, angka kunjungan wisatawan ke TMBK Bukittinggi juga melonjak drastis di waktu liburan atau akhir pekan. Sejak Kamis hingga Minggu, angka kunjungan ke TMBK mencapai 5.000 orang.
Sementara, pada hari biasa, TMBK hanya dikunjungi sekitar 200-300 orang.
Dia menilai, promosi wisata Bukittinggi selama ini biasa-biasa saja. Promosi wisata bisa juga dilaksanakan dengan menawarkan paket wisata berikut aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan di Bukittinggi dan sekitarnya.
”Saya optimistis, kalau promosi wisata bisa dilakukan, kunjungan wisata juga akan naik,” tutur Martha.
Selain memiliki potensi obyek wisata, kota berhawa sejuk ini merupakan salah satu daerah tujuan utama dalam bidang perdagangan di Pulau Sumatera. Bukittinggi telah lama dikenal sebagai pusat penjualan konfeksi, tepatnya berada di Pasar Aur Kuning.
Sumber: www.kompas.com (24 Maret 2008)