Surabaya - Banjir, longsor, dan bencana alam lainnya yang melanda beberapa wilayah di Jatim, seperti Bojonegoro, Tuban, dan Pasuruan, tidak membuat minat wisatawan domestik ke Jatim menurun.
"Itu karena Jatim memiliki banyak pilihan tempat wisata, seperti wisata minat khusus (Jatim Park I, II, dan Taman Safari) dan wisata alam (Gunung Bromo dan Telaga Sarangan)," kata Kepala Dinas Pariwisata (Kadisparta) Jatim Harun di Surabaya, Jumat (21/3).
Ia mengaku dirinya belum menghitung jumlah kunjungan wisata pada triwulan pertama 2008, tapi diperkirakan bencana alam tidak terlalu berpengaruh terhadap minat wisatawan domestik, karena banyak pilihan tempat wisata.
"Perkiraan itu karena objek wisata minat khusus akhir-akhir ini justru semakin banyak bermunculan, tapi wisatawan mancanegara memang agak menurun," katanya.
Namun, katanya, penurunan itu bukan karena bencana alam, melainkan negara-negara di Eropa, Amerika, dan beberapa kawasan di Asia, seperti Jepang masuki musim dingin, sehingga malas melakukan perjalanan.
"Jika kawasan Eropa dan Amerika memasuki musim dingin, maka kunjungan wisatawan mancanegara akan menurun. Itu sudah berlangsung rutin setiap tahun," katanya.
Data Disparta Jatim mencatat arus kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara selama 2007 mengalami kenaikan dua persen dibanding 2006 yang jumlahnya lebih dari 21 juta orang.
Wisatawan domestik yang berkunjung di Jatim sekitar 21 juta orang, sedangkan wisatawan mancanegara yang lewat Bandara Juanda 85 ribu orang, sedang yang lewat Bali dan Jawa Tengah mencapai 40 ribu orang, sehingga total wisatawan mencapai 21.125.000 orang.
"Artinya, jika mengalami kenaikan 2 persen pada 2007, maka total wisatawan yang berkunjung ke Jatim selama 2007 sebanyak 21.547.500 orang, bahkan untuk Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008 ditargetkan naik 1-2 persen," katanya.
Peningkatan itu dikarenakan kabupaten/kota di Jatim mulai mengembangkan beberapa objek wisata unggulan, seperti wisata alam, pegunungan, dan minat khusus.
"Jatim memiliki potensi wisata yang luar biasa, bahkan wisata kuliner belakangan menjadi tren baru di dunia wisata, sehingga perlu penanganan yang lebih serius lagi agar wisatawan yang berkunjung ke Jatim semakin dimanjakan dan terhibur," katanya.
Sumber: Antara News (22 Maret 2008)