Gorontalo - Dua objek wisata yang termasuk dalam wilayah Kotamadya Gorontalo, Provinsi Gorontalo kondisinya kurang terawat dan seperti ditelantarkan.
Kedua objek wisata itu, yakni tangga 2000 dan benteng bersejarah Otanaha, meski kerap dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara, tetapi sarana dan prasarana di dalamnya rusak hingga tidak bisa lagi digunakan pengunjung.
Tangga 2000 di Kelurahan Pohe, yang menawarkan pemandangan laut peralihan dari sungai yang yang membelah dua perbukitan serta dua dermaga itu, jauh dari kesan bersih, air lautnya `bertaburkan` berbagai macam sampah plastik dan eceng gondok.
Sedang fasilitas pondokan yang biasa digunakan sebagai tempat bersantai pengunjung untuk menikmati pemandangan, kondisinya kritis karena sebagian besar atapnya rusak berat.
Selain itu, meski berada di tempat terbuka, bau pesing menebar ke mana-mana, tak ketinggalan pecahan botol bekas minuman yang dapat membahayakan pengunjung.
"Tempat ini memang sering dijadikan ajang minum-minuman," ujar salah seorang pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar komplek tangga 2000.
Begitupun kondisi Benteng Otanaha, yang terletak di atas perbukitan Kelurahan Dembe, dengan latar Danau Limboto tersebut minim sarana air bersih, kamar kecil, serta penerangan.
"Kalau malam sering jadi tempat maksiat," kata penduduk setempat.
Sementara pada bagian dalam benteng, yang menurut mitos setempat dibangun dengan memakai alat perekat telur burung maleo ini, bau pesing dari kotoran sapi dan kambing cukup menyengat.
Di samping itu, kesan tak terawat juga ditandai dengan tumbuhnya semak-semak liar di sekitar komplek benteng, serta aneka tulisan tangan-tangan usil yang mengotori dinding benteng.
"Kondisi ini ironis, mengingat Benteng Otanaha adalah salah satu lambing sejarah perjuangan rakyat Gorontalo," kata Dian Sari, salah seorang mahasiswa yang ditemui ketika tengah berkunjung ke benteng Otanaha.
Sumber: www.mediaindonesia.com (8 April 2008)