Medan: Ziarah ke Peninggalan Kerajaan Deli

Medan - Sebagai pusat pemerintahan daerah Sumatera Utara, Medan kini tumbuh menjadi kota metropolitan. Penduduknya beragam. Ada Batak, Melayu Jawa, Aceh, India dan Cina. Ada banyak pula tempat wisata di kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya itu.

Salah satu tempat yang menarik dikunjungi di Medan adalah Istana Maimun. Istana yang berada di Jl Brigjen Katamso ini merupakan peninggalan Kasultanan Deli. Istana ini merupakan bangunan terelok di kota Medan. Lokasinya sendiri mudah dijangkau. Dari Bandara Polonia jaraknya Cuma sekitar 10 km. Sedang dari pelabuhan Belawan sekitar 28 km.

Bangunan ini didirikan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1888 yang merupakan pusat pemerintahan kerajaan Deli. Istana ini berdiri tegak menghadap timur dan mempunyai luas sekitar 2772 meter persegi. Sedang 100 m di depan istana, Anda bisa melihat masjid Al Maksum yang lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan.

40 Kamar
Memasuki ruangan tamu (balairung) istana, Anda akan menjumpai singgasana yang didominasi warna kuning, warna kas melayu. Lampu-lampu kristal yang menggelantung menerangi singgasana, memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Eropa. Pengaruh itu juga tampak pada perabotan istana seperti kursi, meja toilet dan lemari hingga pintu dorong menuju balairung.

Biasanya ruangan seluas 412 meter persegi ini digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya. Balairung itu juga dipakai sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam.

Lebih jauh lagi, Anda pasti akan merasa lelah menelusuri kamar-kamar di dalamnya. Jumlah kamarnya sendiri ada 40 buah, 20 kamar di lantai atas tempat singgasana Sultan, dan 20 kamar lagi di bagian bawah. Itu semua belum termasuk 4 kamar mandi, gudang, dapur, dan penjara di lantai bawah.

Berbagai Budaya
Menarik jika Anda mengamati desain arsitektur istana ini. Perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa amat terlihat. Selain yang terlihat di balairung, dasaran bangunan juga menunjukkan pengaruh Eropa. Sebagian material bangunan istana memang didatangkan dari Eropa, seperti ubin, marmer, dan teraso.

Pola arsitektur Belanda dengan pintu serta jendela yang lebar dan tinggi, serta pintu-pintu bergaya Spanyol menjadi bagian dari Istana Maimun. Pengaruh Belanda juga terlihat pada prasasti marmer di depan tangga pualam yang ditulis dengan huruf Latin berbahasa Belanda. Pengaruh Islam terlihat pada bentuk lengkungan atau arcade pada sejumlah bagian atap istana. Lengkungan yang berbentuk perahu terbalik itu dikenal dengan Lengkungan Persia, banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India.

Lalu kapan Anda bisa masuk mengunjungi tempat itu? Bangunan bersejarah itu terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 dengan membayar restribusi sebesar Rp 5000 per orang. Tunggu apa lagi, buruan singgahi istana nan menawan itu.

Belanja
Puas mengunjungi peninggalan Kerajaan Deli, Anda bisa mengunjungi obyek-obyek wisata di seputar Kodya Medan. Anda bisa keliling Medan naik becak bermesin. Bila melalui Jl Jend A Yani, di kiri kanan jalan akan nampak bangunan kuno bergaya Eropa.

Kawasan itu dikenal dengan kawasan Kesawan. Sedang sebelah utara Kesawan Anda akan melihat Lapangan Merdeka, tempat berbagai acara resmi diadakan. Masih di sekitar Lapangan Merdeka Anda akan melihat bangunan kuno lainnya, seperti Gedung Balai Kota, Bank Indonesia, PT London Sumatera, Hotel Dharma Deli dan sebuah Jembatan Gantung (titi gantung) yang di bawahnya terdapat stasiun kereta api Medan dan kantor pos pusat kota Medan.

Dengan becak, Anda bisa diantar pula ke pusat perdagangan di Medan. Di tempat itu terdapat Mal Medan dan Olimpia Plaza. Selain itu, ada pula yang dulu disebut sebagao Pajak Hongkong (Pasar Hongkong) dan sekarang telah disulap menjadi Hongkong Plaza (Novotel Soechi Medan). Atau Anda bisa juga berkeliling ke kampung Keling di Jl Zainul Arifin. Kampung di mana mayoritasnya di huni orang-orang keturunan India.

Lelah berkeliling, di Medan terdapat beberapa tempat makan. Seperti di sepanjang Jl Selat Panjang, Jl Semarang, Jl Pagaruyung atau pusat jajan kafe Lapangan Merdeka. Tempat ini buka pada sore hari menjelang malam. Biasanya semakin malam semakin ramai pengunjung. Puas Anda di Medan, jangan lupa oleh-oleh untuk orang tercinta dengan membeli Wika Ambon, OK? (SENIOR/Hendra Priantono)

Sumber: www.kompas.com (12 April 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts