Rokan Hilir - Mereka yang pernah keluyuran di Riau tentunya tahu kawasan antik di wilayah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir. Kawasan yang layak disebut perkampungan ini punya rumah-rumah tua berarsitektur Melayu tradisional.
Memasuki kawasan yang bernama Rantau Bais ini memang bisa `berhati nyaman`, karena bebas polusi lantaran penuh kehijauan pohon rindang dan pohon kelapa. Perjalanan ke Rantau Bais juga menyenangkan, karena sekaligus bisa melihat panorama seputar Sungai Rokan dan Pulau Tilan.
Muara sungai Rokan juga memberi suguhan menarik, yakni gelombang yang sangat besar karena menyatunya gelombang laut kemudian menghempas ke muara sungai itu hingga melintas menyisir bibir sungai Rokan. Kawasan bergelombang besar itu dijuluki `Bono` dan menggiurkan bagi siapa saja yang suka berpetualang.
Air sungai Rokan yang jernih dan tenang, membuat warga kampung Rantau Bais selama berabad-abad menjadikannya sebagai bagian hidup, seperti mandi, menjala ikan, mancing, berenang, bertani, mencuci dan lain-lainnya.
Pada masa lalu sungai Rokan lebar dan lurus. Kalau naik sampan tanpa didayung bisa sampai ke Bagansiapi-api. Tapi kini sungai Rokan berbelok-belok, sehingga semakin kuatnya tenaga air yang mengalir dalam kondisi pasang maupun surut, tapi menyebabkan musibah abrasi di sejumlah daerah terutama di pesisir pantai sungai Rokan.
Eksotisme Melayu Di kampung Rantau Bais yang dihuni 400 kepala keluarga ini, kondisi sungai Rokan masih terbilang ramah. Siapa saja yang berkunjung ke kampung ini bisa terhenyak melihat seni bangun Melayu kuno dan adat-istiadat yang masih alami dan tak bergeming dengan menghamburnya budaya asing.
Tak mengherankan jika mereka yang mengunjungi Rantau Bais bagai kembali ke alam zaman Melayu kuno, dan terangsang untuk ingin tahu soal budaya Melayu asli, legenda-legendanya hingga ke filsafat dan kesusasteraan maupun alam pikiran orang Melayu. Pengunjung pun bisa terpesona dengan kerukunan hidup di Rantau Bais.
Jika hanya melongok sejenak, tak bakalan tahu banyak soal kehidupan warga Rantau Bais dan budaya Melayu masa lalu. Tapi kalau menginap beberapa hari akan merasakan nuansa kehidupan eksotik orang Melayu asli.
Kalau di pantai orang suka melihat suasana saat `Sunset`, maka hal yang mempesona juga bisa ditemukan saat `Sunset` di Rantau Bais, di mana panorama tepian sungai Rokan menyuguhkan keaslian alam indah yang dibuai berbagai macam ternak yang bergerak pulang kandang. Sehingga pengunjung akan merasakan perbedaan tajam kehidupan Pekanbaru yang metropolis nan hiruk pikuk dengan suasana tradisional di Rantau Bais yang penuh kesejukan, kesantunan dan ketenteraman.
Sumber: www.kr.co.id (13 Maret 2008)