Garut - Kondisi ruas jalan menuju komplek pemakaman Sunan Rachmat Suci, yang selama ini diyakini sebagai Prabu Kiansantang, kondisinya sangat memprihatinkan, padahal objek wisata ziarah tersebut banyak didatangi para pengunjung dari luar daerah.
Lintasan sepanjang 7 km yang menyelusuri lereng perbukitan tersebut sarat bongkahan batu dan berlubang bahkan terdapat bagian badan jalan yang kian tergerus longsor,” kata petugas portalnya Amad.
“Namun selama ini nyaris tidak pernah dilakukan rehabilitasi secara memadai, guna menunjang perkembangan industri pariwisata di Kabupaten Garut,” tegas Ny Cucu yang bertugas memungut retribusi kendaraan.
Sementara itu para pengunjung yang datang diantaranya dari Cirebon, Jawa Tengah serta Jawa Timur, malahan warga Jakarta-pun kerap bermalam di komplek pemakaman itu, katanya.
Komplek pemakaman yang rimbun dinaungi sejumlah pohon besar itu terletak di hamparan tanah di atas bukit, dengan ribuan anak tangga yang telah dibangun permanen.
Banyak diantara pengunjung yang berziarah dengan dipandu juru kunci, hingga selama beberapa hari bermalam di komplek pemakaman tersebut. Mereka umumnya datang dengan obsesinya masing-masing.
Ironisnya potensi wisata ziarah ini tidak didukung infrastruktur jalan yang memadai karena selain sempit juga rusak berat, padahal banyak melintasi perbukitan curam yang kian terancam gerusan tanah longsor.
Kondisi tersebut juga diperparah, banyaknya pengemis atau anak-anak usia sekolah dasar (SD) yang menjadi peminta-minta kepada para pengunjung. Mereka kerap minta uang dengan cara memaksa.
Bahkan jika ada pengunjung yang tidak memberikan uang recehan, mereka pun tidak segan mengambil kemasan makanan yang tengah dinikmati pengunjung di atas kendaraannya/mobil.
Fenomena tersebut sempat dikeluhkan Wakil Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) kabupaten Garut, Deddy Efendie, ketika mengantar tamu MPI pusat.
Sumber: www.medianidonesia.com (26 April 2008)