Jakarta - Untuk mendukung pemenuhan target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 7 juta tahun ini, pemerintah menambah frekuensi penerbangan Singapura-Bali menjadi tujuh kali per hari dari sebelumnya empat kali per hari.
Keputusan penambahan volume penerbangan dicapai dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres. Rapat diikuti Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.
"Dengan penambahan tiga kali penerbangan per hari berarti akan ada penambahan 350 ribu tempat duduk per tahun," kata Jero Wacik.
Menurut Jero penambahan penerbangan dari Singapura ke Bali dilatarbelakangi menumpuknya wisman dari Eropa, China dan Jepang di Singapura. Mereka menginginkan terbang ke Indonesia tetapi karena keterbatasan penerbangan, wisatawan akhirnya memilih ke negara lain seperti Thailand dan Malaysia.
"Salah satu yang meminta penambahan penerbangan adalah Singapura Airlines. Berdasarkan survei terhadap penumpang mereka, 30% menginginkan ke Bali. Namun karena keterbatasan penerbangan, mereka lari ke negara lain," tutur Jero.
Singapura Airlines saat ini sudah melayani tiga penerbangan Singapura-Bali. Satu penebangan lagi dilakukan Garuda. Potensi kehilangan wisman karena hal-hal seperti itu, tutur Jero harus segera diatasi. "Karena itu Menhub akan memberi keleluasan penambahan penerbangan dari Singapura," ujarnya.
Jero menegaskan penambahan penerbangan adalah salah satu unsur vital dalam pemenuhan terget wisatawan mancanegara sebesar 7 juta tahun ini selain promosi di luar negeri, kemudahan visa dan perbaikan tempat-tempat tujuan wisata.
"Kita ingin pencapaian 7 juta wisman tercapai sehingga langkah-langkah menuju ke sana harus dilakukan," terangnya.
Selain menyepakati penambahan penerbangan dari Singapura, rakor juga menyepakati revitaslisasi Candi Borobudur. Dia menyatakan seharusnya jumlah wisman yang berkunjung ke Candi Borobudur mencapai satu juta orang.
Angka ini mengacu jumlah kunjungan wisman ke Candi Angkor Wat di Kamboja yang sudah dkunjungi satu juta orang. "Jumlah wisman yang berkunjung ke Candi Borobudur sekarang cuma 50 ribu. Itupun sebagian besar limpahan dari Bali," katanya.
Untuk itu revitalisasi segera dilakukan mulai dari perbaikan di Bandara Adisutjipto, jalan menuju Borobudur dan perbaikan Candi Borobudur.
Sumber: www.mediaindonesia.com (16 April 08)