Jakarta - Sejak lama wilayah Indonesia dikenal memiliki pesona keindahan alam bawah laut yang sangat menawan. Daya tarik "Surga Bawah Laut" bumi Nusantara itu, cukup menggiurkan untuk mendongkrak pertumbuhan pariwisata Indonesia. Upaya untuk "menjual" daya tarik itu adalah dengan mengembangkan wisata bahari. Sayang potensinya masih belum dikembangkan dengan serius.
Wisata bahari memang belum secara spesifik dijelaskan dalam Undang-Undang (UU) 9/1990 tentang kepariwisataan, tapi geliatnya semakin terasa seiring pencanangan Visit Indonesia Year 2008. Oleh karena itu, pemerintah mengusahakan agar wisata bahari, yang selama 18 tahun masuk kategori wisata minat khusus, masuk ke dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) yang sedang dibahas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Hal itu terungkap pada acara seminar bertajuk Sejuta Pesona dan Peluang Investasi di Pusat Segitiga Karang Dunia akhir pekan lalu di Jakarta. Hadir sebagai pembicara, antara lain, Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Firmansyah Rahim, dan Bupati Wakatobi, Hugua.
Banyak Kendala
Menurut Firmansyah, wisata bahari diharapkan dapat menyumbang 25 persen dari jumlah tujuh juta wisatawan yang ditargetkan pada tahun 2008. Diakui Firmansyah, saat ini masih banyak kendala untuk mewujudkan target jumlah wisatawan, seperti terbatasnya dana dari pemerintah dan ketidaksinergian antardepartemen atau lintas sektoral.
"Dana dari pemerintah memang terbatas, tapi dengan masuknya investor pada sektor wisata bahari, maka pengembangan akan berjalan," katanya.
Firmansyah mengatakan promosi program Visit Indonesia Year 2008 yang dilakukan Depbudpar memang tidak terdengar gaungnya di dalam negeri. Tetapi, di luar negeri, pihaknya telah melakukan dengan beberapa pihak, seperti agen perjalanan wisata, maskapai penerbangan, dan perwakilan duta besar Indonesia di berbagai negara.
Sementara itu, satu wilayah kabupaten di tenggara Sulawesi, Kabupaten Wakatobi menyatakan kesiapan daerahnya mewujudkan visi sebagai satu-satunya pusat surga nyata bawah laut di Jantung Segi Tiga Karang Dunia.
"Kami berusaha mewujudkan visi menjadi daerah tujuan wisata dunia 2010," kata Bupati Wakatobi, Hugua.
Wakatobi memiliki hampir 750 spesies karang, dan 942 spesies ikan, serta 90 ribu hektare areal karang. Jumlah spesies karang di Wakatobi lebih banyak dibandingkan dengan dua wilayah dunia yang sudah dikenal, Karibia dan Laut Merah, yang hanya memiliki 50 dan 300 spesies. Keragaman spesies itu menunjukkan potensi bawah laut yang dapat dikembangkan di Wakatobi, juga olahraga selam untuk melihat keindahan alam bawah laut.
Hugua mengatakan kabupaten yang baru terbentuk tahun 2003 itu, sedang membangun fasilitas yang dapat menopang potensi pariwisata bahari di wilayahnya. "Kami sedang membangun bandara di pulau Wangi-Wangi, agar tahun 2008 ini Wakatobi dapat di akses dengan mudah," katanya.
Sumber: www.suarapembaruan.com (2 April 2008)