Padang, Sumbar - Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat bekerja sama dengan PT Semen Indonesia serta PT Semen Padang akan menggelar Festival Bundo Kanduang pada 31 Mei-2 Juni 2014 di Convention Hall Unand.
Festival itu bertujuan untuk menggali dan mengangkat kembali budaya matrilineal di Sumatera Barat khususnya peran Bundo Kanduang yang dianggap berperan besar dalam kemajuan pembangunan, kata Rektor Unand Wery Darta Taifur di Padang, Rabu.
Ia mengatakan, di Minangkabau budaya matrilineal menempatkan pihak perempuan sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan dengan kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki Bundo Kanduang.
Peranan Bundo Kanduang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum laki-laki dalam posisi mereka sebagai mamak dan penghulu, sehingga disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama rumah), katanya.
Salah satu rangkaian kegiatan festival adalah Seminar Internasional yang mengangkat tema "Pengaruh Budaya Matrilineal Dalam Pembangunan Global", dengan mengambil studi kasus Eksistensi Bundo Kanduang Dalam Sistem Kemasyarakatan di Minangkabau.
Kemudian, juga akan dilaksanakan bakti sosial kesehatan bagi kaum Bundo Kanduang, berupa penyuluhan dan talkshow dengan tema Pengenalan dan Deteksi Dini Kanker Serviks serta Screening Deteksi Dini Kanker Serviks.
Kegiatan ini ditujukan bagi masyarakat tidak mampu yang tinggal di ring satu Unand, yaitu Kecamatan Pauh Kuranji dan Lubuk Kilangan, yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Unand
Selain itu peserta kegiatan Festival Bundo Kanduang juga diajak untuk melakukan Napak Tilas Budaya Matrilineal di Minangkabau, kata Wery.
Tidak hanya itu, peserta juga diperkenalkan dengan kuliner khas Sumatera Barat melalui kegiatan Festival Kuliner Minangkabau dengan memberdayakan masyarakat di sekitar kampus.
Yang tidak kalah menarik, peserta juga bisa menyaksikan cara memasak rendang yang akan diperagakan oleh ibu-ibu PKK dari Kecamatan Pauh, Kuranji dan Lubuk Kilangan, di mana rendang itu akan dimakan bersama-sama secara "bajamba".
Pada hari terakhir, peserta akan disuguhkan hiburan beragam musik dan kesenian tradisional dengan harapan semua peserta akan kenal dengan semua bentuk budaya dan tradisi yang ada di Minangkabau, kata Wery.
Untuk pelaksanaan Festival Bundo Kanduang, Unand menggandeng PT Semen Indonesia dan PT Semen Padang, yang memiliki komitmen tinggi dalam pelestarian budaya Minangkabau.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya mengagumi budaya matrilineal dan peran bundo kanduang di Sumatera Barat, sehingga ingin memberikan apresiasi terhadap mereka.
"Buat saya sama artinya dengan memberikan bakti kepada ibu, apalagi Sumbar sudah menjadi kampung kedua bagi saya dan PT Semen Indonesia," kata Dwi.
Pada bagian lain Dirut PT Semen Padang Munadi Arifin menambahkan, Minangkabau terkenal dengan adat budaya yang kuat sehingga perlu dilestarikan secara berkelanjutan.
Festival Bundo Kanduang sejalan dengan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT Semen Padang dalam mendukung upaya pelestarian kebudayaan dan tradisi sehingga diharapkan dapat digelar secara rutin.
Pelaksanaan Festival Bundo Kanduang akan diluncurkan pada Kamis, 24 April, di Aula Perpustakaan Unand Lantai 5, yang digelar dalam bentuk audiensi dengan pimpinan media, dan elemen masyarakat lainnya.
Sumber: http://www.antaranews.com