Pemerintah Aceh Diminta Budidayakan Bungong Jeumpa

Banda Aceh, NAD - Pemerintah Aceh diminta untuk membudidayakan bungong jeumpa yang kini pertumbuhannya mulai langka sehingga sulit ditemukan.

Padahal, bungong jeumpa merupakan lambang kearifan lokal dan identitas masyarakat Aceh. Tapi bukan berarti di daerah lain tidak tumbuh bunga ini," sebut Wakil Ketua Asosiasi Dosen Aceh (ADA), Yustizar kepada GoAceh, via telepon seluler, Kamis (28/7/2016).

Keunikan dan khas bunga ini, kata Yustizar, mencirikan kekhasan tradisi di Aceh, keharuman bunga ini mencerminkan sejarah yang tercatat dalam catatan sejarah yang selalu dikenang sepanjang zaman.

Bentuk dan corak warnanya yang berbeda menjadi lambang adat istiadat yang saat ini disematkan pada tradisi-tradisi lokal seperti pada kerudung para wanita dengan pakaian adat Aceh, serta pada rencong sebagai senjata khas Aceh begitu juga pada hiasan-hiasan lain.

Sambung Yustizar, mengingat pentingnya lambang kearifan dan identitas masyarakat Aceh ini. Maka, dalam hal ini dibutuhkan peran Pemerintah Aceh dalam melestarikan kembali bungong jeumpa melalui “gerakan sejuta bungong jumpa” untuk dibudidayakan.

Sehingga dapat mengembalikan dan melestarikan bungong jeumpa kembali menjadi ikon kedaerahan Aceh, sebagai upaya mengangkat kembali nilai-nilai keluhuran di daerah Aceh.

"Bungong Jeumpa merupakan potensi daerah yang perlu dibudidayakan agar tidak punah dan harus terus berkembang di Aceh. Tidak hanya megah di lagu-lagu saja, tapi menjadi tanaman yang indah dan menjadi khas Aceh," ucapnya.

Ia menambahkan, jika dalam setiap penataan tata ruang kota di tanam bungong jeumpa, maka kekhasan Aceh lebih terlihat dan nyata. Nantinya, Aceh akan menjadi salah satu wilayah destinasi wisata dengan simbol bungong jeumpa.

"Alangkah indah jika saja bungong jeumpa ini dibudidayakan kembali di setiap kabupaten/kota dalam penataan tata ruang daerah yang ada di wilayah Aceh," tandasnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts