Pengajuan Pencak Silat ke UNESCO Harus Lebih Matang

Bandung, Jabar - Pengajuan pencak silat sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia ke badan dunia UNESCO tahun ini akan disiapkan lebih matang. Pencak silat sebagai seni budaya dan olah raga bela diri semakin diakui dan berkembang di sejumlah negara.

Salah seorang sesepuh Pencak Silat Panglipur Haji Masri Atmadja mengungkapkan, dalam minggu-minggu ini pihaknya akan melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Rencananya kami akan diterima Dirjen Kebudayaan (Hilmar Farid). Agenda utama audiensi adalah membicarakan upaya-upaya pengajuan pencak silat karya budaya bangsa ke UNESCO,” ujar Masri, di Gedung YPK, Jalan Naripan 7-9 Bandung, Senin 8 Agustus 2016.

Menurut dia, sejak diupayakan pengajuan beberapa tahun lalu pencak silat selalu gagal mendapat pengakuan UNESCO. Kegagalan tersebut lebih dikarenakan data-data pendukung yang masih kurang.

Senada dengan Haji Masri, sesepuh pencak silat Panglipur lainnya Asep Gurwawan mengatakan bahwa sudah saatnya pemerintah serius melakukan pengumpulan data pendukung pengajuan pencak silat sebagai warisan budaya dunia. “Saya mendapat informasi bahwa Malaysia sudah empat kali mengajukan Pencak Silat Melayu. Data mereka sangat komplit, tapi pihak UNESCO menolak dengan alasan pencak silat diketahui berasal dari Indonesia,” ujar Asep.

Ia menambahkan, pencak silat sebagai seni budaya maupun olah raga di sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Vietnam berkembang pesat. Khusus di Malaysia, pencak silat yang berkembang berasal dari Minangkabau (Silek).

Menyadari keterbatasan referensi ilmiah dan juga untuk mengantisipasi klaim Malaysia dan Thailand terhadap seni budaya pencak silat, Menteri Pemuda dan Olahraga saat dijabat Roy Suryo pada April 2014 mengirim tim riset pendahuluan ke Belanda. Tim riset pencak silat dipimpin Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan beranggotakan sejumlah periset di bidang seni bela diri pencak silat.

Alasan utama untuk melakukan riset ini adalah karena disadari sepenuhnya bahwa sumber historis warisan budaya Indonesia masih sangat banyak ditemui di Belanda. “Hasil riset tersebut hingga kini belum dipublikasikan, mudah-mudahan hasil riset ini akan memperkuat ajuan pengakuan pencak silat sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia oleh UNESCO,” ujar Asep.

-

Arsip Blog

Recent Posts