Mencicipi Rujak ala Thailand

Jakarta - Apa nama masakan Thailand yang Anda tahu? Tom yam dan pad thai? Keduanya memang sudah sangat populer di Tanah Air. Tapi, bagaimana dengan som tam? Thailand termasuk negara di Asia yang memiliki hidangan tradisional cukup populer di Indonesia. Tak bisa dimungkiri, kesukaan masyarakat akan menu-menu asal Negeri Gajah Putih semakin meningkat belakangan ini.

Penyajian instan tetapi menyehatkan menjadi ciri khas beberapa masakan Thailand, khususnya yang masuk kategori tradisional. Ditambah lagi, masakan Thailand umumnya menggunakan bumbu yang sama dengan hidangan Indonesia. Mungkin ini yang menjadikan masakan asal negara yang tengah mengalami krisis politik itu diminati.

Seakan tahu arah selera masyarakat, terutama di Jakarta, restoran Sailendra yang terletak di Hotel JW Marriot pada 10-19 April 2009 menggelar festival masakan Thailand. Pihak hotel memanfaatkan momentum perayaan tahun baru Thailand, yang dikenal dengan sebutan Songkran Festival, untuk menggelar program ini. Tiap jam makan siang dan makan malam, pengelola Sailendra bakal menghidangkan menu tradisional Thailand bagi para pengunjung. Menu itu dihargai Rp178.000,00 untuk tiap orang.

Menurut Executive Chef Hotel JW Marriot Jakarta Deden Gumilar, masakan Thailand, terutama yang tradisional, umumnya tidak menggunakan banyak bumbu. Yang khas lagi, masakan Thailand biasanya lebih beraroma dan berasa. "Hampir semua bumbu yang ada pada masakan Thailand sama dengan masakan Indonesia, 90 persen sama. Oleh sebab itu, jika ingin membuat masakan Thailand, kita tidak perlu repot mempersiapkan bumbunya," ujar Chef Deden.

Kita mulai dari menu som tam. Hidangan yang termasuk kategori appetizer ini memiliki bahan dasar buah pepaya muda. Anda tentu tahu dan pernah merasakan rujak. Nah, som tam bisa dikatakan rujak "versi" Thailand karena sama-sama menyajikan buah yang dicampur jadi satu dengan ulekan bumbu.

Bumbu yang terdapat pada som tam adalah cabai rawit merah, jeruk nipis, kacang panjang, ebi, kacang tanah, tomat kecil, kecap ikan, dan gula merah. Bumbu tersebut dicampur jadi satu, lalu disiramkan pada pepaya muda yang sudah diiris tipis. "Rasa makanan ini, walaupun asam, tapi sangat menyegarkan karena ada paduan yang tepat antara pepaya muda dengan bumbu-bumbu yang telah diulek jadi satu," tandas Public Relations Coordinator Hotel JW Marriot Jakarta Tressabel Beatrik.

Menu yang ditawarkan berikutnya adalah tom yam kung. Anda tentu sudah sangat tahu menu yang satu ini. Di Sailendra, tom yam dibuat menggunakan krim serta menonjolkan cita rasa pedas. Ada lagi menu cukup populer lainnya, yakni tom kha gai.

Di Indonesia, menu jenis ini disebut sup ayam. Hanya, beda negara berbeda pula cara penyajiannya. Di Thailand, tom kha gai kerap menggunakan kuah yang creamy dicampur dengan irisan ayam,jus lemon, dan risoles. Bahan dasarnya tentu saja daging ayam, namun potongannya dibuat bentuk dadu. Rasa asam yang menyegarkan tersaji dalam menu ini. "Ibaratnya, jika di Indonesia, ini adalah sup buntut. Sangat tradisional dan banyak yang sudah tahu," timpal Chef Deden.

Untuk makanan penutup, bisa dicoba banana bread. Dilihat dari namanya, langsung ketahuan bahwa menu ini memanfaatkan buah pisang sebagai bahan utamanya. Cara memasaknya sama seperti memasak martabak. Adonan tepung terigu yang sudah dicampur dengan irisan pisang, kemudian dimasak di atas wajan besar. Saat ingin disajikan, roti pisang yang sudah dipotong bisa dicampur dengan pelengkap seperti kacang almond, keju parut, kismis, ataupun saus mangga dan stroberi. (Koran SI/Koran SI/tty)

Sumber: http://lifestyle.okezone.com 18 April 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts