Wisata Kepulauan Banyak Kendala

Jakarta - Pemerintah pusat berniat menghidupkan kembali wisata bahari di Kepulauan Seribu. Namun, usaha itu masih terkendala oleh buruknya infrastruktur dan banyaknya sampah dari daratan. Jumlah pengunjung juga turun drastis.

”Pemerintah pusat berniat menjadikan Kepulauan Seribu sebagai salah satu tujuan wisata internasional. Sebagai langkah awal, pemerintah akan memilih pulau-pulau yang potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata,” kata Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Firmansyah Rahim seusai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Rabu (4/3) di Balaikota DKI Jakarta.

Menurut Firmansyah, pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu akan dipersiapkan selama sepuluh tahun ke depan. Pemerintah pusat menyediakan dana dalam APBN untuk pengembangan fasilitas dan infrastruktur transportasi agar kawasan itu lebih mudah diakses wisatawan mancanegara.

Bupati Kepulauan Seribu Abdul Rachman Andit mengatakan, Kepulauan Seribu memiliki 110 pulau dan 45 pulau di antaranya punya potensi wisata. Sampai saat ini baru 11 pulau yang dikembangkan menjadi pulau wisata.

Sayangnya, kata Abdul, dari 11 pulau yang dikembangkan sebagai pulau wisata, ada empat pulau yang mati suri karena menjadi kotor dan jarang dikunjungi oleh wisatawan.

Pulau wisata yang banyak tercemar sampah dan limbah adalah Pulau Matahari, Pulau Pelangi, Pulau Bira, dan Pulau Pantara. Sedangkan pulau wisata yang masih sering dikunjungi wisatawan adalah Pulau Bidadari, Pulau Kotok, Pulau Putri, Pulau Sepa, dan Pulau Air.

Sampah plastik dari Jakarta dan sekitarnya merupakan masalah utama yang mengotori pantai-pantai di Kepulauan Seribu. Sedangkan pencemaran karbol dari kapal-kapal besar yang hendak berlabuh juga merusak biota laut dan pantai, terutama di Pulau Pari. Pencemaran ini dapat terjadi tiga kali dalam setahun.

”Dulu Kepulauan Seribu memiliki keanekaragaman hayati ketiga terbaik di dunia, sekarang ketiga yang terkotor,” katanya.

Abdul mengatakan, perusakan lingkungan itu diperparah dengan penggunaan bom dan potasium oleh nelayan untuk mencari ikan. Hal ini menyebabkan terumbu karang yang tersisa hanya sekitar 30 persen. Dampaknya, wisatawan ke Kepulauan Seribu anjlok dari 180.000 orang tahun 2007 menjadi sekitar 50.000 orang pada 2008.

Infrastruktur
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta Edy Setiarto mengatakan, dari analisis yang pernah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI, ada 25 pulau yang layak dikembangkan sebagai pulau wisata. Pulau-pulau itu memiliki daya tarik wisata yang layak dijual dan mudah diakses.

Pemprov DKI sebenarnya sudah mulai membangun infrastruktur pendukung, seperti listrik, telepon, bandara, dan dermaga. Namun, infrastruktur itu belum dapat menjangkau semua pulau yang akan dikembangkan sebagai pulau wisata.

Kepulauan Seribu sudah memiliki bandara yang dibangun pada 1990 sepanjang 930 meter. Namun, menara bandara dalam kondisi rusak dan tidak dapat digunakan. Pemerintah akan memperbaiki menara dan memperpanjang landasan pacu di bandara itu menjadi 1.400 meter agar dapat didarati pesawat besar. Dana yang dipersiapkan untuk perbaikan bandara sampai tahun 2011 mencapai Rp 180 miliar. (eca)

Sumber: http://cetak.kompas.com (5 Maret 2009)
-

Arsip Blog

Recent Posts