Nasi Ambeng, Pesona Warisan Kuliner Tradisi Jawa di Selangor

Selangor, Malaysia - Lokasinya yang berdekatan dengan Indonesia membuat kawasan Selangor di Malaysia memiliki banyak persamaan tradisi dengan Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Tak dimungkiri, kebanyakan penduduk di kawasan Selangor ini memang masih memiliki darah Jawa dalam tubuhnya.

“Kebanyakan kami sudah orang asli Melayu, tapi atuk-atuk kami adalah orang Indonesia dari Jawa dan menetap di sini,” kata Pak Cik Mat Said, salah satu warga Kampung Endah kepada CNNIndonesia.com saat acara Eat, Travel, Write 4.0 Selangor International Culinary Adventure, Selangor, Malaysia.

Adanya daerah Jawa yang menyatu dengan jiwa Melayu ini membuat mereka lambat laun memberikan berbagai penyesuaian dalam banyak hal. Adaptasi dilakukan dalam berbagai bentuk, terutama tradisi, bahasa, dan juga kuliner.

Selain masih fasih berbahasa Jawa, penduduk kampung-kampung di area Selangor, khususnya di Kuala Langat ini juga masih melakukan berbagai tradisi yang bisa ditemui di Pulau Jawa. Salah satunya adalah tradisi menyantap Nasi Ambeng.

Warga kampung setempat mengungkapkan sama seperti tradisi Jawa, nasi ambeng disajikan saat ada kenduri atau pesta. Dalam tradisi aslinya, nasi ini disajikan untuk empat orang kepala keluarga. Tapi, ini bukan nasi untuk dimakan, melainkan hanya sekadar dicicipi saja.

Nasi ini kemudian dibagi empat dan dibungkus sebagai buah tangan untuk keluarga di rumah. Mengutip berbagai sumber, nasi ambeng ini dianggap sebagai simbol untuk menghindarkan keluarga dan rumah tangga dari hal-hal yang berbau mistis. Tak cuma itu, nasi ambeng ternyata juga punya makna mendalam juga bagi keluarga. Nasi ambeng dipercaya akan membawa kerukunan dan kebahagiaan dalam keluarga.

Sekilas tak ada yang beda dengan Nasi Ambeng. ‘Bentuknya’ sama seperti nasi rames pada umumnya. Hanya saja, ukuran Nasi Ambeng ini lebih besar dari biasanya.

Jika biasanya Anda makan nasi dengan piring, namun saat makan nasi Ambeng, Anda tak menggunakan piring. Sajian nasi yang populer di Selangor, Johor, Jawa, dan Singapura ini dihidangkan dalam sebuah nampan bulat berukuran besar.

Di atas nampan bulat beralas daun pisang diletakkan nasi putih yang sedikit pera dan sedikit hangat. Daun pisang yang terkena hangatnya nasi putih pun menyebarkan aroma harum yang menggugah selera.

Nasi ini tak dibentuk kerucut menyerupai tumpeng, melainkan hanya ‘disebar’ sampai menutupi seluruh bagian nampannya. Di bagian atasnya diberi lapisan daun pisang lagi. Daun pisang ini bukanlah untuk menambah aroma pada nasi. Namun, daun pisang di atas ini diberikan sebagai pembatas antara nasi dengan aneka lauk yang disajikan bersamaan.

Sebagai teman nasi yang melimpah ini, beragam lauk pun juga disajikan. Sebut saja, tempe goreng, mi basah goreng pedas, ayam bakar, sampai bihun goreng. Tak tanggung-tanggung, ayam bakar yang disajikan adalah satu ekor ayam yang dibakar utuh.

Tak cukup hanya itu, tambahan serundeng manis atau kerisik, kacang tanah goreng, dan ikan asin goreng kering menjadi ‘bumbu’ penyedap tersendiri.

Hanya saja, dalam setiap nampannya, nasi ambeng tak punya ‘pakem’ atau aturan khusus tentang isi lauk yang wajib disajikan. Semua orang bebas mix and match lauk dan sayur yang ingin ditambahkan ke dalamnya.

Satu porsi jumbo nasi ambeng biasanya disantap oleh 5-6 orang bersamaan. Namun Anda boleh menjajal menyantapnya sendiri, tentunya jika Anda sanggup karena merasa sangat lapar. Lain cerita kalau perempuan yang menyantapnya. Seporsi nasi ambeng ini bisa jadi dihabiskan lebih dari 10 orang.

Bukan tanpa makna kalau nasi ambeng ini dibuat dalam ukuran besar. Konsep makan bersama dalam satu nampan ini merupakan sebuah lambang yang menggambarkan kebersamaan antar warga. Dengan duduk dan makan bersama, setiap orang dianggap punya derajat, hak, dan kekayaan yang sama.

Tata cara makan

Melihat ukurannya yang luar biasa besar, wajar saja jika tak semua orang sanggup menghabiskannya. Tapi tentunya sangat disayangkan kalau sisa nasi yang tak termakan harus dibuang. Bukan itu saja, makanan memang tak sepatutnya dibuang-buang.

Masyarakat kampung Sijangkang, Kuala Langat, Selangor mengungkapkan bahwa sebenarnya ada tip dan triknya untuk bisa menyantap nasi ambeng.

Awalnya daun pisang yang jadi pembatas antara nasi dengan lauk-pauknya harus diambil. Namun kuncinya, Anda tak boleh meletakkan semua lauknya di pinggir. Biarkan semua lauk berkumpul di tengah nasi.

-

Arsip Blog

Recent Posts