Museum Butuh Perhatian Ahli

Bukittinggi, Sumbar - Museum Perjuangan Tri Daya Eka Dharma di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, memerlukan perhatian dari kalangan ahli bahasa dan sejarah.

Pasalnya, sejumlah benda peninggalan dalam museum tersebut, yang terutama berasal dari masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan era penumpasan gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta), berterakan keterangan dalam bahasa Inggris yang tidak tepat.

Salah satu yang paling mencolok adalah keterangan yang dipasang di bawah pesawat tempur Harvard B-419 yang didirikan sebagai monumen penanda di depan museum tersebut.

Keterangan yang terbaca pada Jumat (23/4) di bagian pertama adalah papan keterangan itu ialah penerjemahan langsung Lapangan Udara Abdurrahman Saleh Malang ke dalam bahasa Inggris menjadi ”Field Air of Abdurrahman Pious Worse Luck”.

Selain itu, juga keterangan pada bagian keempat papan tersebut yang tertulis Lanud Hussen Sastra Negara di Bandung yang diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Inggris menjadi ”Lanud Hussen Art State” in Bandung. Adapun di bagian dalam museum juga terdapat sejumlah kesalahan penerjemahan serupa.

Beberapa di antaranya ialah penerjemahan pesawat (radio telekomunikasi) jenis PRC-6 buatan Amerika Serikat yang ditulis sebagai ”plane of PRC-6”.

Penjaga museum tersebut, Serka Edy Warman, yang berasal dari kesatuan Korem 032/Wira Braja Padang, Skodam I Bukit Barisan, menyebutkan, selama ini memang belum terdapat penerjemah resmi untuk mengalihbahasakan keterangan dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. (INK/DHF)

Sumber: http://cetak.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts