London, Inggris - Penampilan musik tradisional dan tari-tarian Indonesia bergema di dalam Gua Aggtelek Hungaria yang mendapat sambutan dari pejabat dan tokoh masyarakat setempat serta pengunjung dari manca negara.
Pementasan tunggal kesenian Indonesia di Gua Aggtelek yang berada di perbatasan Hungaria dan Slovakia digelar untuk ketiga kalinya oleh KBRI Budapest, ujar Sekertaris II KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada koresponden Antara London, Rabu.
Menurut Annie Puspa Rosita, bertindak sebagai tuan rumah kegiatanyang dihadir Walikota Rudabanya, Lajosz Csaba dan para petinggi setempat adalah Dirjen Taman National Aggtelek, Dr.Salamon Nagyed.
Gua Aggtelek memiliki banyak kelebihan dari gua di dunia karena keindahannya dengan stalagmit, stalagtat dan stalagtit berwarna-warni itu panjangnya mencapai 27 km, dan satu cabangnya dengan panjang lima km berada di wilayah Slovakia.
Gua Aggtelek yang berada di kawasan Aggtelek National Park yang diakui sebagai warisan alam dunia oleh UNESCO, setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu pengunjung.
Sebelum pagelaran kesenian juga digelar pameran kerajinan dan komoditi Indonesia.
Menurut Annie Puspa Rosita, para penabuh musik dan penari tampil dengan kondisi prima sekalipun suhu dalam gua hanya 10 derajat Celsius dan berlangsung lebih dari satu jam.
Duta Besar Indonesia Mangasi Sihombing dalam sambutannya menunjuk kepada gua Aggtelek sebagai salah satu contoh yang baik dalam memelihara kelestarian alam sekalipun harus menelan biaya yang besar.
Ditekankan bahwa wisata alam tidak semata-mata hanya untuk menikmati keindahannya tetapi juga sebagai bagian pendidikan dalam menanamkan disiplin yang baik dan iman kepercayaan kepada sang pencipta.
Para penabuh musik KBRI yang ambil bagian dalam pagelaran ini diantaranya Gabor Nemeth, Yudhi Gunawan, Agus Rohman, Jarot Raharjo, Peter Szilagyi dan mereka memainkan alat musik Gondang dari Sumut, Degung Sunda Dari Jawa Barat,
Sementara para penari terdiri dari Alexander Riyanto, Pratiwi A.P, Yanti Marton, Kharisma Milad, Neo Akbar, Szibila Urban, Renata Permadi, Bianka Permadi, Nikolet Agonac.
Para penari membawakan tari Tor-tor Siutte Manis, Manduda dan Tor-tor Tandok dari dari Sumut dan Tari Menak Koncar dan Gambyong Pareanom dari Jawa Tengah, Jejer Jaran Dawuk dari Jawa Timur, serta Ngarojeng dari Jakarta, demikian Annie Puspa Rosita. (ZG/K004)
Sumber: http://www.antaranews.com
Pementasan tunggal kesenian Indonesia di Gua Aggtelek yang berada di perbatasan Hungaria dan Slovakia digelar untuk ketiga kalinya oleh KBRI Budapest, ujar Sekertaris II KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada koresponden Antara London, Rabu.
Menurut Annie Puspa Rosita, bertindak sebagai tuan rumah kegiatanyang dihadir Walikota Rudabanya, Lajosz Csaba dan para petinggi setempat adalah Dirjen Taman National Aggtelek, Dr.Salamon Nagyed.
Gua Aggtelek memiliki banyak kelebihan dari gua di dunia karena keindahannya dengan stalagmit, stalagtat dan stalagtit berwarna-warni itu panjangnya mencapai 27 km, dan satu cabangnya dengan panjang lima km berada di wilayah Slovakia.
Gua Aggtelek yang berada di kawasan Aggtelek National Park yang diakui sebagai warisan alam dunia oleh UNESCO, setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu pengunjung.
Sebelum pagelaran kesenian juga digelar pameran kerajinan dan komoditi Indonesia.
Menurut Annie Puspa Rosita, para penabuh musik dan penari tampil dengan kondisi prima sekalipun suhu dalam gua hanya 10 derajat Celsius dan berlangsung lebih dari satu jam.
Duta Besar Indonesia Mangasi Sihombing dalam sambutannya menunjuk kepada gua Aggtelek sebagai salah satu contoh yang baik dalam memelihara kelestarian alam sekalipun harus menelan biaya yang besar.
Ditekankan bahwa wisata alam tidak semata-mata hanya untuk menikmati keindahannya tetapi juga sebagai bagian pendidikan dalam menanamkan disiplin yang baik dan iman kepercayaan kepada sang pencipta.
Para penabuh musik KBRI yang ambil bagian dalam pagelaran ini diantaranya Gabor Nemeth, Yudhi Gunawan, Agus Rohman, Jarot Raharjo, Peter Szilagyi dan mereka memainkan alat musik Gondang dari Sumut, Degung Sunda Dari Jawa Barat,
Sementara para penari terdiri dari Alexander Riyanto, Pratiwi A.P, Yanti Marton, Kharisma Milad, Neo Akbar, Szibila Urban, Renata Permadi, Bianka Permadi, Nikolet Agonac.
Para penari membawakan tari Tor-tor Siutte Manis, Manduda dan Tor-tor Tandok dari dari Sumut dan Tari Menak Koncar dan Gambyong Pareanom dari Jawa Tengah, Jejer Jaran Dawuk dari Jawa Timur, serta Ngarojeng dari Jakarta, demikian Annie Puspa Rosita. (ZG/K004)
Sumber: http://www.antaranews.com