London, Inggris - Pagelaran wayang kulit dengan cerita "Bima Suci" yang digelar Museum Folkwang Essen, salah satu Museum Seni Lukis ternama di Jerman, memukau masyarakat kota Essen, Jerman.
Sekitar 150 orang termasuk Konjen RI Hamburg Teuku Darmawan, Direktur Museum Folkwang, pecinta seni dan pengunjung Museum menyaksikan pergelaran itu. "Mereka memadati ruangan pertunjukkan di Museum Folkwang," kata KJRI Hamburg kepada Antara London, Selasa.
Penampilan wayang didukung pemain gamelan dari berbagai negara seperti Jerman dan Amerika termasuk dari Indonesia yang tergabung dalam Sanggar Seni Margi Budoyo binaan KJRI Hamburg.
Penampilan Wayang Kulit Margi Budoyo selama dua jam mulai jam delapan hingga jam 10 malam menggunakan dialog wayang dengan Bahasa Jerman dipadu alunan syahdu sinden.
Cerita Bima Suci yang dibawakan Dalang Maharsi juga diselingin dengan humor yang membuat gelak tawa penonton.
Para pecinta seni dari Essen dan sekitarnya yang baru pertama kali menyaksikan wayang kulit, mengaku kagum atas kreativitas dan ketangkasan dalang Maharsi serta iringan musik gamelan dan nyanyian sinden Ny Elly Event anggota Margi Budoyo.
Para penonton tertarik dengan filsafat hidup dalam cerita wayang seperti samadi "manunggaling kawula gusti", kesatuan manusia dengan Tuhan yang menjadi tema cerita Bima Suci.
Di awal penampilan Dr Lydia Kieven yang menyampaikan paparan mengenai budaya Indonesia khususnya asal usul wayang yang terdapat dalam relief candi-candi yang didirikan di masa kejayaan kerajaan Buddha dan Hindu antara lain Candi Borobudur dan Candi Prambanan serta berbagai keindahan alam di pulau Jawa.
Selain itu, Dr Lydia Kieven memuji masyarakat Indonesia dengan sifat toleransinya yang tinggi, smeentara presentasinya sendiri menarik perhatian masyarakat yang sebagian besar belum mengenal banyak tentang Indonesia.
Penampilan Margi Budoyo di kota Essen merupakan hasil kerjasama KJRI Frankfurt, KJRI Hamburg dan Museum Folkwang.
Penampilan seni budaya Indonesia yang diadakan KJRI Hamburg merupakan promosi berkelanjutan dalam rangka meningkakan pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman seni budaya dan pariwisata Indonesia. (H-ZG/T010)
Sumber: http://www.antaranews.com
Sekitar 150 orang termasuk Konjen RI Hamburg Teuku Darmawan, Direktur Museum Folkwang, pecinta seni dan pengunjung Museum menyaksikan pergelaran itu. "Mereka memadati ruangan pertunjukkan di Museum Folkwang," kata KJRI Hamburg kepada Antara London, Selasa.
Penampilan wayang didukung pemain gamelan dari berbagai negara seperti Jerman dan Amerika termasuk dari Indonesia yang tergabung dalam Sanggar Seni Margi Budoyo binaan KJRI Hamburg.
Penampilan Wayang Kulit Margi Budoyo selama dua jam mulai jam delapan hingga jam 10 malam menggunakan dialog wayang dengan Bahasa Jerman dipadu alunan syahdu sinden.
Cerita Bima Suci yang dibawakan Dalang Maharsi juga diselingin dengan humor yang membuat gelak tawa penonton.
Para pecinta seni dari Essen dan sekitarnya yang baru pertama kali menyaksikan wayang kulit, mengaku kagum atas kreativitas dan ketangkasan dalang Maharsi serta iringan musik gamelan dan nyanyian sinden Ny Elly Event anggota Margi Budoyo.
Para penonton tertarik dengan filsafat hidup dalam cerita wayang seperti samadi "manunggaling kawula gusti", kesatuan manusia dengan Tuhan yang menjadi tema cerita Bima Suci.
Di awal penampilan Dr Lydia Kieven yang menyampaikan paparan mengenai budaya Indonesia khususnya asal usul wayang yang terdapat dalam relief candi-candi yang didirikan di masa kejayaan kerajaan Buddha dan Hindu antara lain Candi Borobudur dan Candi Prambanan serta berbagai keindahan alam di pulau Jawa.
Selain itu, Dr Lydia Kieven memuji masyarakat Indonesia dengan sifat toleransinya yang tinggi, smeentara presentasinya sendiri menarik perhatian masyarakat yang sebagian besar belum mengenal banyak tentang Indonesia.
Penampilan Margi Budoyo di kota Essen merupakan hasil kerjasama KJRI Frankfurt, KJRI Hamburg dan Museum Folkwang.
Penampilan seni budaya Indonesia yang diadakan KJRI Hamburg merupakan promosi berkelanjutan dalam rangka meningkakan pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman seni budaya dan pariwisata Indonesia. (H-ZG/T010)
Sumber: http://www.antaranews.com