Sambut Menyambut Kaum Ibu Diluar Hari Ibu

Oleh Suryadi

Ketika mendengar kata sambutan dari pembawa acara, sejumlah narasumber dan tamu undangan lainnya, seorang teman mengkritik dan berbisik, "Seharusnya kaum ibu-ibu lebih dulu disebutkan daripada bapak-bapak. Di Malaysia telah melakukan kata sambutan menyebut Ibu-ibu dulu, baru Bapak-bapak, kenapa kita tidak?,"bisik teman itu saat menghadiri suatu acara seremonial.

Jika hal ini dikemukakan kepada seorang Indonesia, yang tahu dan berilmu, yang setengah tahu agama Islam, bahkan yang jarang salat sekalipun, umumnya akan menjawab Islam menempatkan laki-laki sebagai pemimpin bagi perempuan. Pembelaan itu tanpa diiringi pertanyaan mengapa orang Malaysia mendahulukan penghormatan kepada Ibu-ibu?

Orang Malaysai menyadari Islam menghargai kaum wanita tiga berbanding satu dengan kaum laki-laki. Bahkan lebih jelas hadistnya meriwayatkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: wahai rasul, siapakah orang yang harus saya hormati di dunia ini? Maka Rasulullah menjawab, ibumu. Setelah itu siapa lagi ya Rasul? Rasulullah menjawab lagi: ibumu. Setelah itu siapa? Dijawab lagi: ibumu. Dan setelah itu siapa? Barulah Rasulullah SAW menjawab: bapakmu.

Tidak jauh-jauh alasan orang Malaysia menerapkan kata penghormatannya terhadap kaum Ibu. Ironi memang, di Indonesia sendiri yang mayoritas Islam tidak terlalu memperhatikan hal ini. Bahkan kata sambutan Yang terhormat Bapak-bapak dan Ibu-ibu ini tetap berkumandang dalam acara peringatan hari Ibu itu sendiri.

Bagi penganut Bahasa Adalah Cerminan Bangsa, boleh setuju dengan pendapat bahwa kebiasaan itu mencerminkan bangsa Indonesia kurang mendahulukan kaum Ibu.

Bisikan seorang teman itu masih terngiang hingga hari Ibu yang tepat diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya. Rupanya, memberikan kata sambutan dengan mendahulukan penghormatan kepada kaum perempuan bukan di Malaysia saja. Bahkan tidak asing lagi di telinga kata Ladies and Gentlemen...., dan seterusnya dari pembawa acara televisi, atau pembawa acara pertandingan tinju di Amerika atau luar negeri lainnya sana.

Berdosakah kita menggunkan kata Yang Terhormat Ibu-ibu dan Bapak-bapak Hadirin sekalian, dalam sambutan seremonial atau pidato dan sejenisnya? Jika tidak, berpahala-lah bagi yang menggunakannya dengan niat menghargai hadist Nabi SAW. Amin. Walahualam.

Suryadi, Wartawan www.riauinfo.com
email: suryariauinfo@yahoo.com

Sumber: http://www.riauinfo.com
-

Arsip Blog

Recent Posts