Lombok Timur - Masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, punya tradisi selamatan laut sebagai bentuk rasa syukur, sekaligus pengharapan agar hasil tangkapan ikan mereka meningkat. Prosesi yang digelar masyarakat keturunan Suku Bajo tersebut sudah dilakukan secara turun temurun sejak 400 tahun silam.
Beginilah proses ngelamak laut atau selamatan laut yang dilakukan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Selamatan laut ini dilakukan masyarakat keturunan Suku Bajo yang tinggal ditempat ini.
Semua persyaratan telah disiapkan. Kepala kerbau yang tanduk dan giginya telah dihias dengan benang emas diletakkan didalam tempat yang ditutup dengan kain putih.
Upacara yang dipimpin seorang dukun atau oleh masyarakat setempat disebut sandro. Setiba dilaut, kepala kerbau dinaikkan keatas rakit dan diikatan pada dua perahu.
Perahu pembawa kepala kerbau melaju ketengah laut dengan diiringi perahu - perahu kecil milik nelayan. Tradisi selamatan laut ini telah dilakukan sejak 400 tahun silam yang dibawa seorang pengelana yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Di terumbu karang yang berjarak sekitar 100 meter dari pinggir pantai itulah kepala kerbau diturunkan ke laut. Setelah kepala kerbau diturunkan kelaut selalu dilakukan siram - siraman. "Kita hidup bergantung pada Allah dan kita kembalikan kepada Alloh juga, semoga selamatan laut ini biar ikan banyak di laut," ujar Abba, seorang sandro.
Masyarakat nelayan disini dilarang melaut selama 3 hari 3 malam. Bila ada yang melanggar diberikan sangsi denda dan penyitaan seluruh hasil tangkapan dari laut. (Agus Zaeroni/Dv)
Sumber: http://www.indosiar.com