Semarang - Benteng Pendem yang merupakan aset wisata sejarah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, jika dikelola secara profesional diyakini mampu menyedot wisatawan nusantara maupun mancanegara.
"Untuk itu akses jalan beraspal menuju Benteng Pendem ini perlu dibenahi dan jika memungkinkan diperlebar, mengingat akses jalan menuju ke objek wisata budaya ini masih sempit," kata Agus Prakosa, seorang pemerhati dan sekaligus pemandu wisata di Kota Purworejo, Sabtu (19/4).
Jika akses jalan dibenahi dengan cara yang rusak (berlubang) ditambal, diperlebar, dan dibuatkan lahan parkir yang memadai, yakin wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini meningkat, katanya.
Ketika dihubungi dari Semarang, ia menambahkan, sebagaimana Kabupaten Cilacap yang kaya dengan objek wisata andalan, Kabupaten Purworejo juga memiliki kekayaan objek wisata yang tak kalah menariknya, termasuk di antaranya Benteng Pendem yang termasuk objek wisata sejarah budaya.
Benteng Pendem di Purworejo adalah bunker bekas tempat meriam artileri pertahanan pantai pada masa pendudukan Jepang (Perang Dunia II) di Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. "Benteng ini sebagai bukti upaya Jepang mempertahankan daerah jajahannya dari serangan musuh melalui pantai," katanya.
Menurut dia, dengan mengunjungi lokasi pada objek wisata sejarah ini pengunjung dapat melihat bagaimana --saat itu-- Jepang berupaya mempertahankan daerah-daerah jajahannya sekokoh mungkin, termasuk upaya menghalau musuh yang akan menyerang melalui pantai.
Disebut Benteng Pendem karena bangunan ini berada di dalam tanah, hanya disediakan sedikit lubang untuk mengintai musuh. Benteng ini berada di perbukitan Dukuh Kaliwaru, Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
Diperkirakan di benteng ini terdapat 29 titik pertahanan, namun baru diketemukan 10 titik. "Dari lokasi ini pengunjung (wisatawan) dapat menikmati keindahan panorama alam perbukitan dan Laut Selatan. Sangat indah sekali," katanya.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi objek wisata ini dari Kota Purworejo dengan menggunakan kendaraan pribadi dibutuhkan waktu sekitar satu jam, terutama saat memasuki lokasi ini, akses jalannya kecil dan berliku serta menanjak.
Sampai saat ini objek wisata tersebut belum banyak dikunjungi wisatawan, padahal objek wisata ini selain memiliki sejarah tentang perjuangan para pejuang Indonesia untuk menghalau pendudukan Jepang yang bertahan di benteng ini, juga untuk mengetahui betapa kuatnya Jepang dalam memertahankan diri menghalau serangan musuh.
Sumber: www.mediaindonesia.com (19 April 08)