ASITA, PHRI, dan INNCA Sepakat Gelar IITF

Jakarta - Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Visit Indonesia Year (VIY) 2008 yang digelar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), tiga organisasi yang memayungi badan usaha di sektor kepariwisataan, yakni PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), ASITA (Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia), dan INNCA (Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia), sepakat bekerja sama untuk menggelar IITF (Indonesia International Travel Fair) di Jakarta, September mendatang.

Ketua Organisation Committee IITF 2008, Ben Sukma, kepada wartawan di Jakarta, Rabu kemarin, menjelaskan, target utama program VIY dan IITF memiliki hubungan kerja yang erat kaitannya. Karena itu, harus saling mendukung sehingga memberikan hasil yang maksimal. "VIY target utamanya mendatangkan wisatawan mancanegara hingga 7 juta orang. Kalau IITF, target utamanya memasarkan paket-paket wisata menarik. Jadi, hubungan kerja samanya erat sekali," ujar Ben Sukma yang juga menjadi Ketua Umum ASITA.

Ben Sukma menambahkan, IITF akan digelar selama tiga hari penuh mulai 11 September 2008 di Jakarta Convention Center. IITF sendiri menargetkan, melalui acara pasar wisata itu bisa dijual beragam paket kunjungan menarik di Indonesia sehingga mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp 40 hingga Rp 50 miliar. "IITF bisa juga disebut pasar wisata terbesar yang memasarkan beragam potensi wisata dari berbagai daerah dan mendapat dukungan berbagai pihak, terutama sekali kalangan usaha penerbangan dan Depbudpar," imbuh Ben Sukma.

Sehari sebelumnya, Ketua Umum PHRI Yanti Sukamdani kepada Suara Karya di Restoran Lara Djonggrang, Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan, IITF adalah wujud kepedulian asosiasi kepariwisataan untuk mendukung program Visit Indonesia Year 2008 yang bertekad mendatangkan wisatawan mancanegara hingga 7 juta orang.

"Kami dari PHRI, ASITA, dan INNCA terpanggil untuk ikut menyukseskan program VIY. Karena itu, kami menggelar IITF, pasar wisata yang kami yakini bisa berbicara banyak untuk memasarkan segala hal yang menyangkut industri kepariwisataan Indonesia," ujar Yanti.

Daya tarik IITF, menurut Yanti, selain akan mempertemukan kalangan pengusaha pariwisata untuk memikirkan kiat-kiat memajukan industri kepariwisataan Indonesia, juga akan mempertemukan kalangan pengusaha industri pariwisata dengan konsumen atau wisatawan. "Jadi, nggak ada istilah jual kucing dalam karung. IITF menjual potensi wisata yang jelas lokasi dan keberadaannya serta pendukungnya, yakni sarana transportasi, perhotelan, restoran, ruang pertemuan untuk MICE dan lain-lain," tambah Yanti. (Ami Herman)

Sumber: www.suarakarya-online.com (11 April 2008)

Related Posts:

-