`Dolanan Bocah` Semarakkan Ultah Paku Alam IX

Yogyakarta - Tingalan nDalem (ulang tahun) ke-72 Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX, ditandai dengan pergelaran permainan bocah seperti gobak sodor, bekel, dakon, main tali, dan jamuran.

Dolanan Bocah itu digelar baru-baru ini di panggung hiburan Alun-alun Swadanan, Puro Pakualaman, Yogyakarta, selama tiga hari penuh. Pergelaran tersebut dilakukan sebagai wujud kesetiaan warga Yogyakarta kepada KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX yang baru-baru ini genap berusia 72 tahun.

"Sejumlah biro perjalanan wisata di Yogyakarta juga sudah memanfaatkan acara itu sebagai salah satu ajang kepariwisataan budaya. Karena itu, tak mengejutkan jika pelaksanaan Dolanan Bocah mendapat sambutan meriah dari penduduk Kota Yogyakarta. Suasana itu akan dikondisikan sebagai daya tarik baru kota budaya Yogyakarta. Wisatawan juga banyak berdatangan menyaksikan Dolanan Bocah," ujar beberapa petugas dari Badan Pariwisata Daerah Yogyakarta.

Dolanan Bocah memang sarat dengan nuansa tradisional, tetapi acara itu sangat diminati warga antara lain karena kaya dengan ajaran budi pekerti. Panitia sengaja menggelar acara tersebut dengan meriah guna menghidupkan kembali permainan anak-anak yang sudah lama sirna tergantikan play stations.

KRMT Projo Notoadhisoeryo alias Indro "Kimpling" Suseno, selaku penyelenggara, kepada wartawan mengatakan, permainan tradisional peninggalan leluhur yang dimainkan anak-anak itu sarat dengan ajaran budi pekerti serta sopan santun.

"Biasanya permainan seperti ini dimainkan saat anak-anak libur sekolah atau saat terang bulan," tutur Kimpling yang ditemui di sela-sela pembukaan Tingalan nDalem Ke-72 KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX.

Namun, ia menyayangkan karena permainan bocah ini kini nyaris hilang ditelan permainan modern yang lebih mengandalkan teknologi. "Padahal, di balik permainan tradisional ini banyak tersimpan filosofi tinggi pada jatidiri si anak," sebutnya.

Menurut dia, selain untuk menumbuhkan kembali semangat warga Yogyakarta memainkan sesering mungkin dolanan anak, pergelaran Dolanan Bocah itu juga bertujuan ikut menyukseskan Visit Indonesia Year 2008. Karena itu, dinilai tepat jika Dolanan Bocah sempat dijadikan paket-paket wisata menarik yang dijual di sejumlah biro perjalanan wisata.

"Selain itu, pergelaran Dolanan Bocah juga dimaksudkan untuk menghidupkan kembali Kota Yogyakarta sebagai kota budaya. Jadi, momen itu sengaja dijadikan event baru kepariwisataan Yogyakarta," tambah Tazbir SH, Kepala Badan Pariwisata Yogyakarta.

KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX sendiri mengaku senang-senang saja upacara hari kelahirannya dimanfaatkan sebagai kegiatan kepariwisataan Yogyakarta. Karena itu, ketika tampak ratusan bocah yang tinggal di Puro Pakualaman bersemangat memainkan campungan, jamuran, cublak-cublak suweng, dan jenis permainan zaman dulu, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tampak senang. Para orangtua yang ikut menonton permainan itu juga senyum-senyum mengenang masa lalu mereka yang pernah memainkan jenis dolanan tersebut."Aku ingat masa kecilku," ucap Suratmi (43) asal Klaten dan kini menetap di Yogyakarta. Tampak pula menyaksikan acara itu adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, yaitu KGPH Hadiwinoto dan GBPH Yudhaningrat serta GBPH Prabukusumo.

Ulang tahun Paku Alam IX ini juga dimarakkan dengan pertunjukan wayang kulit dan kesenian tradisional ketoprak.

Pada puncak acara, Sabtu lalu, digelar Kirab Tingalan nDalem, menampilkan berbagai kelompok kesenian yang mengiringi empat kereta pusaka. Dua kereta pusaka milik Puro Pakualaman dan dua lainnya adalah kereta pusaka Keraton Yogyakarta.

Sumber: www.suarakarya-online.com (12 April 08)

Related Posts:

-