Benteng Rotterdam, Karya Monumental Makassar

Makassar - Benteng Rotterdam, yang kerap mendapat sebutan Benteng Ujung Pandang atau menjadi satu-kesatuan dengan kawasan Pantai Losari di Kota Makassar.

Karena itu, setiap berkunjung ke pantai di sisi barat kota yang berjulukan ‘Anging Mammiri‘ ini, pelancong juga menyaksikan karya monumental yang sarat dengan nilai sejarah.

Benteng Rotterdam ini, pertama kali dibangun oleh Raja Gowa X, Imanriogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Benteng itu diberi nama Pannyua, dalam bahasa Makassar berarti penyu, karena bentuknya seperti penyu atau kura-kura. Kemudian pada tahun 1634 pembangunannya dilanjutkan Raja Gowa XIV, Imangngarangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin.

Selain dikenal sebagai Benteng Pannyua, benteng ini juga dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang. Pemberian nama Benteng Unjung setelah perjanjian Bungaya, 18 November 1667, benteng tersebut berada di tangan penjajah Belanda dan namanya diubah menjadi Benteng Rotterdam.

Pemberian nama Rotterdam ini diambil dari nama kota kelahiran Speelman yang merebut Benteng Ujung Pandang dari kekuasaan Kerajaan Gowa. Benteng itu kemudian dijadikan pusat pertahanan tentara Belanda hingga tahun 1942.

Bertepatan tahun itu, penjajah Belanda yang meninggalkan tanah jajahannya, digantikan dengan tentara Jepang, Benteng Rotterdam pun kemudian beralih fungsi menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan yang dirintis warga Jepang.

Ketika kemerdekaan sudah direbut kembali, fungsi benteng tersebut diteruskan, bahkan ditingkatkan menjadi museum dan pagelaran seni budaya dan bahasa asing.

Kesan angker pun perlahan-lahan terkikis dengan banyaknya kegiatan yang digelar di benteng itu. Seniman dan budayawan Sulsel menjadikan benteng bersejarah ini sebagai tempat pelatihan seni teater, melukis, dan berbagai kegiatan lain terkait seni budaya.

Bahkan di tempat ini, dua club bahasa asing lahir pada tahun 1990-an yakni The Pioner dan Pannyua English Meeting Club yang dirintis para ‘guide‘, untuk memberikan regenerasi keterampilan bahasa asing dan pemahaman budaya dan objek wisata.

Tempat Refreshing
Benteng Rotterdam yang memiliki taman yang asri di bagian tengahnya, menjadi lokasi refreshing yang menyenngkan. Karena itu, wisatawan lokal, nasional maupun asing, menjadikan lokasi ini sebagai lokasi refreshing yang murah meriah.

"Cukup membayar uang masuk di loket Rp2.000 per orang, kita dapat menikmati wisata sejarah dan taman sekaligus," ungkap Rosminah, salah seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Makassar.

Menurutnya, setiap akhir pekan ia dan anak-anaknya ke tempat ini bermain sekaligus memperkenalkan anak-anaknya pada benda-benda bersejarah yang terpajang di museum Lagaligo. Hal itu dimaksudkan untuk memupuk rasa nasionalisme dan kecintaan pada budaya kepada anak-anaknya sejak dini.

Sementara untuk melengkapi refreshing di kawasan benteng ini, bagi yang tidak sempat membawa bekal, telah tersedia aneka menu makanan dan minuman yang dijajakan pada warung yang berjejeran di depan benteng.

Biasanya es kelapa muda menjadi minuman favorit para pengunjung benteng ini. Sedang makanan favorit dipilih makanan khas Sulsel seperti Coto Makassar, Sop Saudara dan aneka menu ikan bakar dan seafood.

Karena itu, dengan berbagai potensi yang tersimpan di Kawasan Benteng Rotterdam ini memicu sebagian besar warga Kota Makassar dan pendatang menjadikan benteng ini sebagai alternatif utama untuk berwisata.

Sumber: www.mediaindonesia.com (27 April 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts