Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan, pemerintah belum bisa memenuhi permintaan para pengelola hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) untuk menurunkan pajak hotel di bawah 10 persen.
“Untuk penurunan pajak, saat ini tingkat hunian hotel sudah baik. Dengan hunian 50 persen, para pengelola hotel sudah mendapatkan keuntungan,” katanya.
Ia menjelaskan, kebutuhan pemasukan negara dari sektor pajak, saat ini cukup tinggi untuk membiayai pembangunan sehingga pengurangan pajak hotel di bawah 10 persen belum dapat dilakukan karena dapat mempengaruhi alokasi anggaran dan kebutuhan anggaran yang ada saat ini.
“Saya kira pajak sebesar 10 persen itu wajar. Di Singapura dan Malaysia ada pengurangan pajak hotel, hal itu karena aturannya berbeda. Kalau di sana, pajak hotel bisa langsung dialokasikan untuk pembangunan pariwisata, sementara di sini, itu masuk menjadi PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), kemudian dibagi-bagi proporsinya untuk sejumlah sektor,” jelasnya.
Jero menambahkan, saat ini rata-rata tingkat hunian hotel mencapai 70 persen sehingga diperkirakan, para pemilik hotel sudah mendapatkan keuntungan yang cukup sehingga tidak akan menjadi beban bila dikenakan pajak sebesar 10 persen.
Sementara itu, menyinggung kemajuan program kunjungan wisata ke Indonesia 2008, Jero mengatakan gaungnya di sejumlah wilayah di Indonesia melalui rangkaian promosi pariwisata di beberapa daerah sudah mulai terasa.
“Saat ini, hampir semua pihak sudah `aware` bahwa kita melaksanakan Visit Indonesia Year 2008, beberapa daerah sudah melaksanakan beberapa program seperti Visit Lampung, Musi, dan Jawa Barat,” paparnya.
Ia menambahkan, dari data statistik Januari 2008, wisatawan yang datang ke Indonesia meningkat 13 persen dibandingkan Januari 2007.
“Secara keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia tahun lalu sebanyak 5,5 juta orang, jadi kalau kita targetkan 7 juta pada tahun ini maka setiap bulannya harus ada kenaikan 27 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya,” tuturnya.
Untuk mendorong peningkatan itu, Jero menambahkan pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah antara lain membuka jalur penerbangan dari luar negeri yang selama ini tidak terhubung dengan Indonesia.
“Contohnya, wisatawan dari Rusia atau Eropa Timur yang berkunjung ke Indonesia itu naik 100 persen dibandingkan waktu sebelumnya namun masih terhambat tidak adanya penerbangan langsung, karena itu saya mengajak kerja sama dengan maskapai penerbangan Singapura untuk membuka jalur Moskow-Singapura-Jakarta,” ujarnya.
Ia mengatakan, mulai Januari lalu, rute tersebut sudah beroperasi sambil menunggu maskapai domestik membuka jalur yang sama untuk mendorong kunjungan ke Indonesia.
Jero juga mengingatkan, sejumlah pihak memiliki pandangan yang salah atas program promosi yang kini gencar dilakukan oleh industri pariwisata maupun pemerintah daerah di Indonesia.
“Memang ada pandangan buat apa melakukan promosi karena dinilai menghamburkan uang, namun hal itu sebetulnya salah karena tanpa promosi maka kunjungan ke Indonesia tidak akan ada. Memang hasil dari promosi tidak bisa langsung dirasakan, membutuhkan waktu untuk bisa menuai hasilnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PHRI Wiryanti Sukamdani meminta pemerintah menurunkan tarif pajak perhotelan yang dikenakan pemerintah daerah dan memberikan korting 50 persen untuk pajak dan bea masuk makanan dan minuman, supaya industri perhotelan dan restoran kompetitif dan lebih murah.
Sumber: Antara News (31 Maret 2008)