Ribuan Warga Ikuti Prosesi Jamasan Pusaka di Banyumas

Purwokerto - Ribuan warga Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) mengikuti prosesi penjamasan pusaka peninggalan Raja Mataram Sultan mangkurat I di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Jumat (21/3). Penjamasan pusaka itu merupakan ritual tahunan yang bersamaan dengan datangnya Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.

Ribuan warga yang datang sebetulnya bertujuan bukan hanya menonton penjamasan pusaka itu saja tetapi juga ingin menyaksikan keanehan yang muncul. Pasalnya, setiap tahunnya, jumlah pusaka yang dijamas akan berubah. Dan perubahan itu ditafsirkan sebagai tanda-tanda zaman.

Ketua Panitia Panitia Jamasan Jimat Kalisalak Ilham Triyono mengakui kalau setiap tahunnya, pusaka yang ada berubah jumlahnya, bahkan terkadang ada benda tertentu yang muncul. "Misalnya tahun 2007 lalu, jimat dalam bentuk `bekong` (alat takar beras) tampak basah sehingga ditafsirkan bahwa musimnya akan basah. Namun, untuk jamasan tahun ini, `bekong` tersebut mengering. Saya tidak berani menafsirkan, biar warga yang menilainya," kata Ilham, di sela-sela penjamasan pusaka tersebut.

Perbedaan lainnya dengan tahun lalu adalah mata uang Hindia Belanda yang sebelumnya ada, kini menghilang. Sementara itu untuk mata uang lainnya tahun ini kelihatan kusam, padahal tahun lalu kelihatan berkilau. "Terserah, masyarakat yang menafsirkannya. Tetapi perbedaan-perbedaan yang terjadi setiap tahunnya adalah sebuah fakta," katanya.

Sumber: Media Indonesia (21 Maret 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts