Kepulauan Seribu - Hari masih pagi, sekitar pukul 06.30, Kamis (13/3), tetapi lalu lintas di Jakarta sudah mulai macet. Rombongan wartawan Balai Kota DKI Jakarta bertolak menuju Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu. Untung Jawa adalah satu dari 110 pulau di Kepulauan Seribu, sebelah utara Jakarta.
Pulau seluas 40 Ha itu dihuni kira-kira 2.000 penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Maklum, tempat ini memang dikenal sebagai tempat wisata memancing ikan. Ada beberapa cara untuk mencapai Pulau Untung Jawa. Anda dapat berangkat dari Muara Angke, lalu melanjutkan perjalanan dengan perahu kayu berkapasitas 50-100 orang. Jadwal berangkatnya setiap pukul 07.00 dan 12.00. Biayanya antara Rp 20.000-Rp 30.000 per orang dengan jarak tempuh 40 menit.
Dari Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang juga bisa. Perahu motor dari sana berangkat setiap saat dengan ongkos sewa Rp 10.000 per orang atau Rp 150.000 untuk sewa satu kapal. Jaraknya lebih dekat ke Untung Jawa, sehingga waktu tempuhnya hanya setengah jam.
Yang paling mahal tentu saja melalui Pantai Marina Ancol seperti rombongan kami. Maklum, diundang wakil gubernur!
Perjalanan ke Marina tidaklah sulit. Dari Monas, Anda tinggal menuju ke timur tepatnya lewat Jalan Gunung Sahari, terus ke utara menuju Marina, Ancol. Sampai di Ancol, segeralah menuju ke dermaga-dermaga di sisi barat. Di situ Anda dapat menyewa speed boat menuju ke Untung Jawa.
Biaya sewa speed boat Rp 10juta untuk 50-60 orang. Cukup mahal memang, tapi tetap lebih murah jika harus bayar perorangan sebesar Rp 320.000 per kepala. Coba saja kalikan dengan kapasitas penumpang.
Rombongan kami berangkat dari dermaga 15 Pantai Marina. Kabar tentang angin dan gelombang pasang yang tak bersahabat sepanjang Februari sempat membuat nyali ciut. Bayangkan, akhir Februari lalu ombak laut mencapai enam meter. Untungnya, pagi ini laut sedang tak garang, gelombangnya pun tenang. Speed boat melaju kencang menuju utara.
Tak banyak pemandangan menarik di sepanjang perjalanan di Laut Jawa itu. Yang tampak justru beberapa sampah yang mengapung di atas permukaan air pada jarak kira-kira 10 menit dari dermaga. Baru sebentar memalingkan pandangan dari sampah itu, kami dikagetkan oleh suara sirine di dalam kapal. "Tuuuutttttttttt". Beberapa detik kemudian, kapal berhenti. Jantung pun dag-dig-dug. "Ada apa?" tanya kami dalam hati.
"Nggak apa-apa, mesinnya tersangkut sampah. Mundur sebentar, habis itu jalan lagi," kata nahkoda di depan sana. Ah, benar saja, tak sampai satu menit, mesin hidup lagi. Kapal pun kembali ngebut. Wuuuuuuuzzzz.
Angin laut membuat sebagian penumpang memilih melanjutkan tidurnya. Lima belas menit perjalanan, tampak beberapa pulau kecil di kanan dan kiri kapal, termasuk Pulau Bidadari yang terkenal dengan pantainya yang indah. Satu atau dua perahu nelayan tampak diparkir di sekitar hamparan tanah dengan pohonnya yang rimbun itu. Konon, dengan kocek setebal Rp 200.000, Anda dapat menyewa perahu itu sekaligus melewati pagi hingga sore hari di tempat ini. Pulang-pergi, tanpa menginap.
Kembali ke laut, perjalanan lagi-lagi disuguhi hamparan laut luas. Kali ini, air lebih bersih dan tampak mulai berwarna biru gelap, lebih gelap dibandingkan birunya langit di atas kapal. Tepat 30 menit, perjalanan kami berhenti di Pulau Untung Jawa, di sebelah kanan kapal.
Kami langsung disambut dengan dermaga berbentuk T yang bersih. Entah setiap hari bersih seperti itu atau karena ada kunjungan gubernur yang hendak meresmikan pengoperasian listrik PLN di pulau tersebut. Yang pasti, kata penduduk setempat, sampah dari sungai-sungai di Jakarta dan sekitarnya kerap mampir pulau mereka.
Berjalan lebih ke dalam, kami mendapati gubuk-gubuk warung makan terhubung dengan jalur pejalan kaki yang rapi dan bersih. Di beberapa bagian pulau, terdapat jalur pejalan kaki dari kayu di sela-sela tanaman bakau. O ya, di tempat ini juga tersedia tempat pembibitan bakau.
Agak ke barat, ada Pulau Rambut, tempat penangkaran beragam jenis burung. Jaraknya dengan Pulau Untung Jawa sangat dekat, mungkin sekitar 20 kali pelemparan batu. Asalkan yang melempar orang dewasa ya, he-he-he.
Kembali ke Pulau Untung Jawa. Jika Anda ingin singgah di sana, tersedia beberapa kamar penginapan di dekat pantai. Biayanya antara Rp 200.000-Rp 300.000 semalam. Malam hari, Anda dapat menyewa perahu penduduk dengan harga yang sama untuk memancing ikan di sekitar pulau. Hasilnya bisa langsung dimasak di warung-warung makan di pinggir pantai Untung Jawa. Waduh, enak tenaaaaan.
Sumber: www.kompas.com (14 Maret 2008)