Pesta Kesenian Bali, Menuju Peradaban Dunia

Denpasar, Bali - Pesta Kesenian Bali (PKB) atau Art Bali Festival yang digelar setahun sekali kembali diadakan dan memasuki tahun ke-31. Festival yang bertahan selama puluhan tahun ini menjadikan perubahan dari konsep pelestarian dan daya tarik wisata menuju ke peradaban dunia. Selain menggelar berbagai pertunjukan, PKB juga diawali dengan pawai yang melibatkan ribuan seniman dari seluruh kabupaten dan kota di Bali. Pawai pun dilangsungkan di depan Gedung Jaya Sabha (rumah jabatan Gubernur Bali) untuk selanjutnya peserta berjalan kaki menuju Art Center atau Gedung Taman Budaya Bali di Denpasar.

Sebagai sebuah pesta atau festival, PKB digelar tidak lagi hanya untuk pelestarian tetapi juga untuk daya tarik wisata, baik turis domestik maupun mancanegara. Awalnya, PKB ini dilaksanakan selain untuk pelestarian seni dan budaya juga sebagai kegiatan untuk mengisi liburan dengan menyaksikan hiburan dalam bentuk kesenian, mulai seni tradisional hingga seni modern. Perpaduan seni tradisional dengan modern ini diharapkan membawa seni budaya Bali tidak mandek , tapi terus hidup di tengah perkembangan pariwisata yang kian pesat.

Berbagai seni pertunjukan, pameran, serta aneka makanan khas Bali yang ditampilkan dalam PKB menambah daya tarik sendiri bagi turis yang tengah berlibur di Bali. Sangat tepat kalau Pemerintah Provinsi Bali menjadikan Pesta Kesenian Bali sebagai kalender tetap bagi kunjungan turis mancanegara. "Jauh hari kami memang telah menyampaikan kepada masyarakat, termasuk ke agen-agen biro perjalanan di Bali bahwa Bali punya acara penting, yakni Pesta Kesenian Bali yang layak untuk ditonton dan dinikmati," ujar Kepala Dinas Pariwisata Bali Povinsi Bali Ida Bagus Subhiksu.

Memasuki usia PKB yang ke- 31, sejak beberapa tahun terakhir ini banyak negara lain yang tertarik, bahkan ikut berpartisipasi dalam PKB. Bahkan, tidak hanya menampilkan seni pertunjukan, beberapa negara peserta malah ikut dalam pawai. Seperti contoh, Jepang memnampilkan atraksi ninja dalam PKB ke- 31 sehingga banyak penonton, terutama masyarakat Bali berdesak-desakan ingin melihat dari dekat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuka PKB ke-31 Sabtu (13/6) mengatakan, seni budaya merupakan bagian dari jati diri bangsa. Katanya, PKB yang telah diselenggarakan sebanyak 31 kali adalah contoh dan wujud nyata dari upaya masyarakat Bali yang patut dihormati untuk melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, khususnya seni budaya yang ada di Bali.

PKB diharapkan makin memperkokoh Bali sebagai pusat wisata, pusat budaya, pusat kreativitas, dan jembatan antarperadaban dunia. Bali sekarang ini bukan hanya jadi kebanggan masyarakat Bali dan kebanggaan bangsa Indonesia, melainkan sangat dicintai dan dikagumi oleh masyarakat dunia. Lebih lanjut, SBY mengaku antusias dengan tema sentral Mulat Sarire, dalam PKB ke-31 ini yang artinya Kembali kepada Jati Diri Menuju Kemuliaan Bangsa dan Negara. [137]

Sumber: http://www.suarapembaruan.com 16 Juni 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts