Kulonprogo, Yogyakarta - Di tengah derasnya budaya asing, perlu digalakkan untuk melestarikan budaya sendiri. Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) merupakan ajang untuk mengenalkan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia. Demikian diungkapkan Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo pada pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XXI Tahun 2009 di Sanggar Singlon Pengasih, Sabtu (27/6).
Bupati dan Sekda, tamu undangan, para peserta mengenakan busana Jawa, demikian pula sambutan juga berbahasa Jawa. Dalam kesempatan itu Bupati disuguhi tarian Bar Ji dari Sanggar Singlon dan displai dari peserta pawai seni. Sedangkan pameran hasil kerajinan masyarakat dibuka Ketua Tim Penggerak PKK Hj Wiwik Toyo S Dipo.
Selain sebagai pelestari budaya, FKY juga sebagai sarana penghibur masyarakat yang mengandung muatan pendidikan kearifan lokal serta dapat menggugah kesadaran masyarakat bahwa bangsa kita mempunyai budaya yang adiluhung. "Pelestarian seni dan budaya, saat ini masih jauh dari harapan. Karena itu, melalui FKY XXI 2009 bisa menumbuhkan semangat untuk meningkatkan kreasi dan melestarikan seni dan budaya," kata Toyo.
Budaya juga ada hubungannya dengan sektor pariwisata. Karena itu, masyarakat harus bisa menemukan pilihan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo. FKY 2009 ini menampilkan 18 Paguyuban Seni Budaya yang terdiri 13 paguyuban seni ikut pawai seni, 1 paguyuban sebagai among tamu, 6 paguyuban seni mengikuti pentas seni.
Di samping itu juga ditampilkan pasar seni yang memamerkan dan menjual hasil kerajinan. Peserta pawai seni FKY terdiri Sambang Laut dari Sanggar Singlon, Hadroh Klubun Nabi, Jatilan Gebangan, Hadroh Marta, Jatilan Manunggal Budaya, Seni Patrol Gondang Mulya, peragaan busana batik dari SMK I Pengasih, kesenian thek-thek, Panjidur Putri dari Serang, Bubak Kawah, tari massal SMK II Pengasih, Jatilan Kuda Manunggal. Sedangkan kesenian pra pentas seni berupa Tari Cakalele dan pentas seni diisi Rebana Assalam, Rebana All Badru Putri, Bekso Lampah, Campursari Ngudi Laras, Keroncong Widaya Bhakti, Lengger Tapeng. (Wid/Ras)
Sumber: http://www.kr.co.id 30 Juni 2009