Bengkulu - Menyambut bulan Muharam, Provinsi Bengkulu biasanya dipadati lautan manusia. Penduduk setempat dan wisatawan tumpah-ruah merayakan Festival Tabot. Upacara Tabot merupakan kebudayaan khas masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang seorang pahlawan Islam yang bernama Hussein bin Abi Thalib (cucu Nabi Muhammad SAW).
Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Muharam 61 Hijriah, saat rombongan Husein sedang dalam perjalanan ke Irak. Tiba-tiba pasukan tersebut digempur pasukan Yazid di Padang Karbala, dan Hasan pun gugur. Nama Tabot diambil dari bahasa Arab, yaitu At-Taubatyang berarti miniatur keranda kematian bertingkat untuk mengenang Hasan Husein. Kebudayaan ini dibawa dan diperkenalkan di Bengkulu oleh pendakwah dari Punjab, India, tahun 1336 Masehi dan juga oleh pasukan Gurkha (tentara bayaran Inggris) tahun 1685.
Biasanya, rangkaian acara dalam Festival Tabot dilaksanakan dari tanggal 1-10 Muharam. Adapun prosesinya terdiri dari pengambilan Tanah Tapak Paderi untuk ditempatkan pada Grega (bangunan keranda tempat jenazah Husein), dan pembuatan tabot. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan tabot-tabot kecil ke tabot-tabot utama, pengarakan tabot keliling kampung di Kota Bengkulu, penilaian tabot, dan pembuangan tabot di Padang Karbela, sekitar tiga kilometer dari lokasi Festival Tabot. Pengarakan 100 tabot ke tempat pembuangan, yaitu Padang Karbela merupakan acara puncak dari Festival Tabot. Peristiwa tahunan itu menjadi tontonan menarik bagi masyarakat, dan belakangan juga digemari wisatawan domestik dan mancanegara. Ratusan, bahkan ribuan orang tumpah-ruah di sepanjang jalan dan lapangan untuk menyaksikan berbagai tahapan prosesi dalam acara tersebut.
Mereka tidak hanya senang menyaksikan keramaian, tetapi juga rangkaian prosesi dan juga hiasan di permukaan tandu-tandu yang digotong peserta festival. Maklum, tabot yang terbuat dari bambu dihiasi meriah dan unik dengan kertas warna-warni. Pada malam hari saat tabot utama dan tabot kecil dipamerkan, terlihat lampu yang gemerlapan dan berkerlap-kerlip menghiasi kegelapan malam. Suasana menjadi semakin meriah dan menarik karena iringan tabot ditemani suara alat musik dol (berbentuk tambur bulat yang dibuat dari akar bagian bawah pohon kelapa).
Apalagi, Festival Tabot mengetengahkan pula beragam perlombaan, seperti lomba delman hias, rebana, tari tabot, dan beragam acara seni lainnya. Setiap tahun, acara-acara itu dipusatkan di depan Balai Raya Semarak Bengkulu (kediaman Gubernur Bengkulu), tepatnya di lapangan Tugu Merdeka Bengkulu. (dok.mi/rmb)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com 3 Juli 2009