Belitung, Babel - Jika program bedah desa yang dilakukan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) lebih banyak menggunakan pendekatan infrastruktur, maka bedah desa di Desa Linggang, Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung berbeda. Mengambil konsep Desa Sastra yang langsung mereproduksi popularitas tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, desa kecil tersebut kini benar-benar bangkit baik secara ekonomi, budaya, maupun kehidupan sosial masyarakatnya.
Inilah, setidaknya, yang terlihat dari puncak Festival Laskar Pelangi, kemarin. Menteri PDT Helmy Faishal Zaini yang berkesempatan meresmikan Desa Sastra sebagai seremoni puncak festival tersebut, pun dibuat terkagum-kagum dengan karya yang disebutnya paradigma baru pembangunan ekonomi ini.
“Dengan kejeniusannya saudara Andrea ini mampu membangun daerah dengan paradigma sastra. Ini menjadi paradigma baru bahwa ternyata sebuah novel bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, hebat,” kata Helmy.
Menurut Helmy, sebelum tetralogi novel Laskar pelangi mendunia, wilayah kepulauan Bangka Belitung khususnya kabupaten Belitung Timur hanyalah sebuah kawasan eksplorasi timah yang miskin. Lebih 80 persen penduduk saat itu bekerja sebagai pendulang timah.
“Setelah Laskar pelangi mendunia, seluruh negeri bahkan dunia baru menoleh ke sini. Pak Bupati tadi bilang dengan konsep wisata Laskar Pelangi wisatawan yang datang ke Belitung ini meningkat drastis hingga 800 persen. Saya yakin kejadian seperti ini karena bang Andrea menulis karyanya dengan hati,” tuturnya. (did)
Sumber: http://www.jpnn.com