Banda Aceh, NAD - Walikota Mawardy Nurdin mengungkapkan, Pemko Banda Aceh kini sedang berupaya dan terus berbenah diri guna menyambut “Visit Banda Aceh Year 2011”, antara lain dengan membangun prasarana dan sarana wisata yang relatif memadai serta didukung infrastruktur dasar lainnya.
Dalam bidang pariwisata, di kota Banda Aceh telah terbangun prasarana dan sarana wisata antara lain Museum Tsunami, Taman Edukasi Tsunami, Taman Thanks the World, Revitalisasi Taman Putroe Phang dan Taman Sari, perbaikan situs-situs sejarah dan tsunami, Water Front City, Taman Kota, Wisata Kuliner dan Taman Bustanus Salatin di sepanjang bantaran Krueng Aceh.
Dalam bidang infrastruktur, Pemko Banda Aceh telah membangun dan merehab jalan dan jembatan yang meliputi seluruh wilayah kota, pembangunan Terminal Bus Terpadu, Terminal Mobil Barang, pembangunan kembali Pelabuhan Ulee Lheue dan perbaikan jaringan air minum yang tersebar di sembilan wilayah kecamatan meskipun masih belum sempurna. “Di samping itu, untuk mengatasi banjir genangan telah dibangun beberapa rumah pompa dan drainase kota yang dimulai pelaksanaannya pada tahun 2007 melalui bantuan hibah dari JICS dan Muslim AID,” ujar Mawardy Nurdin, Senin (15/6).
Dikatakan, pada tahun ini akan dilanjutkan lagi pembangunan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan memanfaatkan dana bantuan dari AFD Perancis dengan total anggaran hampir mencapai Rp1 triliun. Apabila program ini selesai, diharapkan masalah banjir di kota Banda Aceh Insya Allah akan dapat diatasi.
Dalam rangka antispasi bencana, lanjut Mawardy, telah dibangun empat unit Escape Building dan beberapa ruas escape road serta Tsunami Disaster Research Mitigation Centre (TDRMC) dan Tsunami Early Warning System (TEWS). Untuk itu, dalam rangka peringatan Hari Jadi Kota Banda Aceh, menurut Walikota, tentu tidak boleh hanya sekadar acara seremonial dan rutinitas semata.
Intropeksi
Momentum ini harus dijadikan ajang untuk melakukan berbagai introspeksi internal dan eksternal dan untuk melihat sejauh mana telah berbuat dan belum berbuat. “Sejauh mana kita telah mengabdikan diri untuk membenahi kota Banda Aceh yang penuh lintasan sejarah masa lalu yang cukup panjang,” jelas Mawardy.
Dikatakan, sejarah telah menulis, semasa Kerajaan Aceh Darussalam dahulu, Bandar Aceh Darussalam dijuluki kota tamaddun, kota spiritual, kota maritim, pusat ilmu pengetahuan sekaligus sebagai pusat pemerintahan, namanya popular di mana-mana melintasi Nusantara. Sejarah masa lalu Banda Aceh yang cukup panjang dan pernah mengalami masa gemilang serta penuh liku, harus dapat kita jadikan pondasi atau landasan pacu dalam kita menghadapi atau meraih masa depan dengan segala ragam tantangan.
Berbagai kegiatan yang dilakukan menyambut HUT ke-804, untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi NAD menjadi kebanggaan seluruh warga yang harus menjaga kebersihan dan keindahannya. Karenanya para resepsi HUT Banda Aceh pada Jumat (12/6) malam lalu, Pemko Banda Aceh menyerahkan berbagai macam penghargaan bagi masyarakat, pekerja dan petugas kebersihan kota yang ikut berperan aktif menciptakan Banda Aceh yang bersih, indah dan nyaman. (irn)
Sumber: http://www.analisadaily.com 20 Juni 2009