Limapuluh Kota, Sumbar – Sebagai bentuk dukungan Lembah Harau menjadi satu di antara sepuluh destinasi kunjungan wisata, Pemkab Limapuluh Kota mengupayakan desa pendamping dengan memilih dua desa atau nagari terdekat sebagai penyangga. Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Limapuluh Kota, Yendri Thomas menyebutkan, dua nagari di Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota, yakni Nagari Harau dan Tarantang dijadikan sebagai KWA (Kawasan Wisata Alam). Dua nagari itu dijadikan sebagai nagari berbasis ekonomi masyarakat.
Hal itu dilakukan dengan alasan bahwa adat, perilaku, serta tradisi sebagai paket wisata dan ladang gambir yang ada di daerah itu dinilai sejalan dengan pengejewantahan tanah ulayat untuk dijadikan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) tanpa merobah keasrian yang ada. “Dua nagari yang kita pilih itu, telah menyatakan kesepahaman tersebut. Kesepahaman diperdapat setelah diadakan pertemuan kedua wali nagari, ninik mamak dan tokoh masyarakatdengan tim teknis,” kata Yendri. Pria yang juga menjabat Plt Sekkab Limapuluh Kota itu mengakui, pemkab terus berupaya membangun wisata alam yang kini masih banyak terpendam, dan belum bisa dikelola dengan baik untuk meningatkan ekonomi masyarakat dan Pendapan Asli Daerah (PAD).
“Meskipun saat ini Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya serta jajaran terkait lainnya sedang giat-giatnya mempromosikan objek wisata Lembah Harau, namun sampai sekarang belum ada perobahan ke arah yang lebih baik. Karena itulah, kita tidak ingin keberadaan Lembah Harau terancam akan kehilangan citra dan makna karena air terjun sebagai paket daya tarik tersendiri terancam kering akibat gundulnya hutan,” katanya. (jon)
Sumber: http://www.padangekspres.co.id 3 Juli 2009