Tertangkap Mesum, Melati Disandra dan Dipaksa Foto Bugil

Sejoli yang tengah mabuk asmara, Rahmani (25) dan Melati (14), nekat melakukan hubungan suami-istri. Gilanya, perbuatan itu dilakukan mereka di bawah pohon dan di siang hari bolong, Minggu (24/10/2010).

Dasar lagi apes. Perzinaan yang dilakukan Rahmani-Melati di Desa Kayu Bawang, Handil Kandangan RT01, Jalan Gubernur Subardjo, Lingkar Selatan, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, itu diketahui warga setempat, yang jumlah sekitar delapan orang.

Rahmani, yang berprofesi sebagai tungkang las di Martapura, dan Melati, yang masih berstatus pelajar di Banjarmasin, ini tak sempat lagi melarikan diri. Mereka pasrah saja saat disergap dan dimaki-maki warga tersebut.

Sayangnya, warga tersebut tidak membawa Rahmani-Melati ke rumah kades atau ke kantor polisi. Tapi menjadikan sebagai objek pemerasan. Rahmani-Melati dimintai uang Rp 300 ribu. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk selamatan membuang sial.

Baik Rahmani, warga Jalan Pesayangan, Martapura, Kabupaten Banjar, maupun Melati, warga Jalan Pekapuran Raya, Banjarmasin Timur, tidak mempunyai uang sebanyak yang diminta warga tersebut. Keduanya tidak tahu harus berbuat apa untuk mendapatkan uang tersebut.

Namun delapan warga yang semuanya berjenis kelamin laki-laki tersebut tidak hilang akal. Mereka minta Rahmani pulang ke rumah untuk mencari uang tersebut, sedangkan Melati mereka jadikan sandera.

Sebelum Rahmani pergi, delapan lelaki itu memaksa Melati bertelanjang bulat. Beberapa di antara lelaki itu memfoto dan merekam Melati via handphone.

"Kalau uang yang kami minta tidak dikasih, maka foto dan rekaman itu akan kami disebarluaskan kepada warga," ujar seorang penyandera yang ditirukan petugas Polsekta Banjar Selatan, yang ikut membekuk tersangka.

Takut foto bugil pacarnya disebarluaskan, Rahmani pergi meninggalkan Melati untuk mencari uang. Sedang Melati disuruh menunggu. Karena tak punya uang, Rahmani menghubungi Erni, acil Melati. Rahmani menceritakan semua yang dialaminya bersama Melati.

Menjelang petang, Erni datang dengan membawa uang. Rahmani memberi nomor handphone salah seorang penyandera kepada Erni. Erni pun berkomunikasi dengan penyandera. Mereka sepakat bertemu di Poslantas, Jalan Gubernur Subardjo, Lingkar Selatan Gambut.

Saat mau bertemu dan menyerahkan uang, penyandera meminta tambahan lagi sebanyak Rp 200 ribu. Karena Erni tak membawa uang sebanyak itu, dia menghubungi via telepon Zaini (48), orangtua Melati.

Merasa ada yang tidak beres, Zaini melaporkannya ke Polsekta Banjar Selatan. Lima petugas berpakaian preman menuju ke Poslantas, di mana para penyandera menunggu.

Tanpa banyak kesulitan empat pemuda yang duduk di pos tersebut berhasil diringkus polisi. Mereka adalah Salamat (19), Mahdian (19), Zailani (19) dan A Rifani (19).

Usai mengamankan keempat pemuda, polisi menuju tempat di mana Melati disandera. Rupanya kedatangan polisi tersebut bocor. Para penyandera yang lain berhasil kabur dan petugas hanya menemukan Melati seorang diri.

Kapolsekta Banjar Selatan AKP Wendi Otniel Simanjuntak, SIK membenarkan pihaknya mengamankan empat orang pemuda dan sejoli yang berbuat mesum. Karena tempat kejadiannya di wilayah Gambut, Senin (25/10/2010) siang mereka dilimpahkan ke Polsek Gambut.

Kapolsek Gambut AKP Fahrurozi, SIK mengaku baru menerima limpahan dan berkas dari Polsekta Banjar Selatan.

"Kami akan memeriksa mereka secara bertahap, setelah itu kami akan mencari tersangka lain dan saksi," ujar Kapolsek. (jd)

-

Arsip Blog

Recent Posts