Gunung Kawi Butuh Alternatif Wisata

Malang - Terdesak oleh merosotnya pengunjung gara-gara semburan lumpur Lapindo, wisata spiritual Pasarean Gunung Kawi memerlukan pengembangan wisata alternatif di kawasan itu. Yayasan Ngesti Gondo, organisasi tempat bernaung komunitas ahli waris Eyang Imam Sujono menggagas didirikannya wisata jenis lain seperti agrowisata dan taman-taman wisata serta hotel.

Eyang Imam Sujono adalah tokoh yang dimakamkan di Pasarean Gunung Kawi dan diyakini sebagai salah satu pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro. Mereka yang percaya dan mengunjungi berziarah ke Pasarean Gunung Kawi mengunjungi dan tepekur di depan makam Imam Sujono ini.

Ketua Yayasan Ngesti Gondo, Candrajana yang dihubungi Kamis (17/4) menjelaskan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang untuk membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh Pasarean Gunung Kawi. Pemkab Malang melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Parwisata Purnadi meminta agar ada integrasi yang lebih baik antara Ngesti Gondo dengan Pemkab Malang, yakni pemerintah desa Wonosari Kecamatan Wonosari.

Candrajana mengakui, selama ini memang tidak cukup ada hubungan koordinasi yang baik antara Ngesti Gondo dengan Pemkab Malang. Masing-masing mengelola wisata Gunung Kawi sendiri-sendiri. Bahkan perayaan dan peringatan yang jadi event wisata, berlangsung sendiri-sendiri. Kepala Desa Wonosari Kuswanto yang baru terpilih berinisiatif menyelenggarakan agenda perbaikan, berupa upaya standarisasi tarif hotel dan restaurant di lokasi Pasarean Gunung Kawi, standarisasi layanan pramuwisata, dan pembuatan Peraturan Daerah (Perda) yang membahas lebih lengkap pengembangan wisata Gunung Kawi.

Candrajana menilai, Pemkab Malang tidak cukup mempromosikan wisata Pasarean Gunung Kawi. Pada brosur wisata yang dibuat oleh Pemkab Malang wisata Gunung Kawi tidak diberi informasi yang menonjol, kalah dibanding wisata-wisata lain. Padahal, kontribusi wis ata Gunung Kawi terhadap angka kunjungan wisata sejak dulu amat besar. Kuswanto mengungkapkan, catatan jumlah pengunjung setahun mencapai 50.000 orang, namun diperkirakan lebih besar lagi karena lokasi wisata Gunung Kawi di perkampungan menjadikan kedatang an wisatawan tidak melalui gerbang. Jumlah pengunjung sebenarnya diperkirakan mencapai 90.000 100.000 orang setahun.

Candrajana mengungkapkan, sejak semburan lumpur Lapindo Brantas, sama halnya dengan lokasi wisata lainnya, pengunjung Pasarean Gunung Kawi menyusut. Seperti hari ini, tibanya Kamis (17/4) malam Jumat Legi jumlah pengunjung bisa mencapai 2.000 orang di hal aman depan Pasarean saja. Belum yang berada di pintu gerbang sekedar berkunjung. Kini jumlahnya di Pasarean hanya sekitar 700 orang. Jumlah ini terukur dari jumlah pengunjung yang memesan slametan yang dapat dipesan pada loket yang dikelola Yayasan Ngesti Gondo.

Sumber: www.kompas.com (18 April 2008)

Related Posts:

-