Kunjungan Wisatawan di Sumatera Selatan Meningkat 100%

Palembang – Berdasarkan hasil evaluasi sementara pada program Visit Musi 2008, terdapat peningkatan jumlah kunjungan sekitar 100% dari periode yang sama tahun lalu.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga bakal mendapatkan bantuan dari pusat senilai Rp 5-10 miliar. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Sumsel Rahmat Zeth mengatakan, tahun lalu pada periode tiga bulan pertama jumlah kunjungan hanya 150.000 atau sekitar 50.000 orang per bulan. Namun, tahun ini terdapat peningkatan menjadi 348.000 orang. ”Jumlah tersebut meningkat cukup besar dengan rata–rata per bulan mencapai 100.000 orang,” kata Rahmat pada acara persiapan konser Slank dan band asal Amerika Serikat Ozomatli di Pemprov Sumsel, kemarin (31/3).

Angka peningkatan tersebut berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pihak Pemprov bersama dengan insan hotel dan imigrasi Palembang. Wisatawan tersebut berasal dari mancanegara dan Nusantara. Menurut Rahmat, data tersebut merupakan angka sementara, karena saat ini tengah dilakukan pendataan dan evaluasi dalam segala aspek yang terkait dengan agenda wisata Visit Musi 2008.

Hasil evaluasi terhadap program tahun kunjungan Musi 2008 ini akan disampaikan langsung oleh Gubernur Prov Sumsel Syahrial Oesman pada minggu pertama April 2008. ”Karena ini program nasional dan bahkan dipromosikan ke luar negeri, maka hasil evaluasi akan dilaporkan langsung oleh gubernur. Rencananya penyampaian hasil evaluasi itu digelar pada 8 April,” katanya.

Dengan Visit Musi, kata Rahmat, Pemprov Sumsel telah berhasil membuat perangsang kemajuan sektor pariwisata dan jasa yang mengikutinya. Melalui Visit Musi, pengrajin dan berbagai jenis usaha yang terlibat diharapkan dapat mengembangkan usahanya. Berdasarkan hasil pertemuan dengan pihak pengelola hotel dan pusat perbelanjaan modern, diketahui terdapat peningkatan pengunjung yang cukup signifikan setelah diluncurkannya Visit Musi 2008.

”Tetapi kita tidak terlalu memperhitungkan peningkatan pengunjung mal dan supermarket, kami hanya lebih menekankan pada usaha kecil dan menengah (UKM),” katanya. Rahmat melanjutkan, seiring pelaksanaan Visit Musi juga terus dilakukan pembenahan terutama pada fasilitas, peningkatan SDM dan terus menjalin kerja sama dengan mitra serta pembenahan infrastruktur pariwisata.

Pada kesempatan tersebut Rahmat juga menerangkan, Visit Musi sudah menjadi agenda nasional dan mendapatkan dukungan dari pusat. Sebagai bentuk dukungannya, pusat memasukkan Prov Sumsel ke dalam lima daerah tujuan wisata unggulan Indonesia 2008. Karena itu, pemerintah pusat bakal memberikan bantuan dana. ”Belum dapat dipastikan angka bantuan tersebut, karena saat ini tengah terjadi mutasi besar–besaran dalam tubuh departemen pariwisata,” ungkapnya.

Rahmat melanjutkan, bantuan tersebut tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk kegiatan atau penyelenggarakan kegiatan yang berskala nasional. Penyelenggaraan kegiatan itu juga termasuk dalam salah satu agenda besar kegiatan Visit Indonesia.

Terpisah, Asisten I Sekda Prov Sumsel Erman Robain Sirodj menyebutkan, berbagai kegiatan skala nasional, bahkan internasional bakal digelar di Palembang dan Sumsel. Untuk mensukseskan itu, Pemprov Sumsel terus melakukan koordinasi dengan pihak pusat dan kabupaten/kota di Sumsel. ”Kita tunjukkan pada pengunjung bahwa Sumsel juga mememiliki kelebihan,” katanya.

Omzet Tenun Songket Meningkat
Program Visit Musi 2008 membawa berkah dengan meningkatnya omzet dan jumlah pembeli hasil kerajinan khas Palembang tersebut. Terbukti sejumlah pengrajin di kawasan Jalan Kirangga Ing Suro 30 Ilir Palembang mengakui omzet mereka bertambah 20%-30%. Seperti yang dikatakan Pemilik Gerai Songket HB Benang Emas, Kgs Hasan Basri, pendapatannya berangsur meningkat setelah tahun kunjungan wisata 2008 di launching 5 Januari lalu. Perkembangan jumlah pembeli mulai terlihat ketika memasuki bulan ketiga, Maret.

Bahkan, dia mengakui omzetnya meningkat hingga 30% dari tahun lalu. ”Kami kira hal ini karena semakin banyak jumlah wisata baik lokal dan mancanegara yang datang ke kota Palembang. Seperti berbagai event yang diselenggarakan. Setiap turis pasti ingin mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang,” imbuhnya. Sebelum Visit Musi, jelas Hasan, jumlah pengunjung sangat minim. Dalam seminggunya rata-rata pengunjung yang datang antara dua sampai tiga kali.

Namun, hingga kini kunjungan yang datang bisa mencapai empat sampai lima kali seminggu. ”Kebanyakan turis yang membeli dalam jumlah yang cukup banyak. Pernah ada yang menggunakan dolar dan kartu kredit. Syukur kita sudah menyiapkannya,” ucap Hasan. Dia menuturkan, rata-rata turis yang datang banyak membawa souvenir, seperti gantungan kunci, dompet, dan kaos bermotif songket.

Namun, juga tidak sedikit yang membeli tenunan songket yang banyak dipajang digerai tersebut. ”Kita berharap jumlah kunjugan dapat terus ditingkatkan. Oleh karenanya, kita juga menyiapkan kreasi-kreasi baru yang bermotif songket,” katanya. Dalam pengembangan tenun songket, Hasan mengeluhkan masih minimnya promosi yang dilakukan pemerintah daerah, seperti Disperindag dan Dinas Koperasi.

Usaha seperti dirinya sering tidak dilibatkan bila ada pameran sehingga kurang mendapat menerima masukan dan perbandingan dengan para pengerajin yang lain. ”Kalau kami perhatian hanya pengerajin kelas atas saja yang diikutkan pameran keluar kota. Padahal, di kawasan ini 80% masih tergolong usaha kecil,” tukasnya. Hal yang sama dikatakan pemilik gerai songket, Idrus.

Menurut dia, secara berangsur jumlah pembeli meningkat. Meskipun tidak signifikan namun perubahan untuk lebih memasyarakat songket mulai terasa. ”Sekarang kami bila bernafas lega sedikit. Omzetpun meningkat,” katanya. Dari turis yang datang berkunjung, motif songket yang dimiliki selalu menjadi daya tarik. Mulai dari kain, selendang, souvenir yang berbahan songket.

Jumlah pengunjung pun terus meningkat. Bahkan, pada libur panjang gerainya pernah didatangkan lima sampai enam kali dalam seminggu. ”Kami juga minta agar dilibatkan untuk dalam setiap pameran yang ada sehingga dapat menjadi insprasi kami untuk mengembangkan tenun songket,” harapnya. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Rahman Zeth menyatakan akan terus melibatkan usaha kecil dan menengah dalam setiap promosi. (siera syailendra/ berli zulkanedi)

Sumber: www.seputar-indonesia.com (1 April 2008)

Related Posts:

-