Latih Pemandu Wisata Lava Tour Merapi

Sleman - Upaya Pemkab Sleman menjadikan kawasan lereng Merapi pasca erupsi menjadi objek wisata baru, kian nyata. Keseriusan itu ditunjukkan dengan melatih para calon pemandu wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal. Sejak status Gunung Merapi turun menjadi waspada, secara otomatis area di lereng Merapi menjadi lokasi paling banyak dituju oleh wisatawan. Ada yang sekadar iseng, ada pula yang sengaja ingin melihat secara langsung puing-puing sisa amuk awan panas Merapi dan banjir lahar dingin. Banyaknya wisatawan menggelitik ide warga Cangkringan yang sekaligus korban keganasan Merapi.

Sebagian warga memilih berjualan makanan atau minuman. Kaum pria yang punya kendaraan beralih profesi dari bertani menjadi tukang ojek wisata. Sementara para pemuda lebih senang menjadi pemandu wisata. Profesi inilah yang lantas dipandang oleh Pemkab Sleman harus digarap secara serius. Tujuannya agar lebih menarik banyak wisatawan untuk datang ke kawasan lava tour di lereng Merapi.

Selain pemasukan untuk kas daerah, sekaligus menghidupkan roda perekonomian warga korban erupsi Merapi. ‘’Pemandu wisata yang disiapkan memang berasal dari warga sekitar Cangkringan,” ujar Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Sleman Shavitri Nurmala Dewi kemarin.

Berpanas-panasan di bawah terik matahari menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakoni oleh para calon pemandu wisata kawasan lava tour. Ya, mereka harus turun langsung ke lapangan sekaligus mempelajari kawasan lava tour di Kecamatan Cangkringan. Itu supaya mereka bisa memahami kharakteristik di tiap kawasan. Termasuk mengantisipasi titik-titik rawan yang tak boleh didekati oleh wisatawan.

Tahap awal dipilih 30 muda-mudi asal Desa Umbulharjo dan Kepuharjo untuk dibekali pelatihan dan pengetahuan sebagai pemandu wisata. Mereka juga diberikan ilmu sejarah kegunungapian, khususnya Merapi. Turut terlibat dalam kegiatan pelatihan Sri Sumartini dari BPPTK (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian) Jogjakarta untuk menjelaskan tentang vulkanologi.

Selain itu ada juga Budi Susetyo dan R. Dwi Djakahadi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sleman yang memaparkan tentang pariwisata Jogja dan budaya lereng Merapi, serta etika dan teknik pemanduan. Usai mendapat pelatihan ruangan, para calon pemandu wisata lava tour diwajibkan praktek lapangan di kawasan Kopeng, Desa Kepuharjo.

Untuk melengkapi pengetahuan secara umum kepariwisataan di Jogjakarta, peserta juga diajak ke Candi Prambanan dan Rumah Domes yang juga menjadi aset wisata di Sleman dan DIJ. “Diharapkan ke depan ada paguyuban pemandu wisata lava tour untuk memotivasi diri sebagai pemandu wisata profesional,” kata Shavitri.

-

Arsip Blog

Recent Posts