Prasasti Kota Kapur Tersimpan di Belanda

Pangkalpinang - Prasasti Kota Kapur yang merupakan peninggalan bersejarah Kerajaan Sriwijaya di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), saat ini tersimpan di Museum Kenegaraan Belanda (Rijksmuseum).

"Sejak tahun 2008, parasasti Kota Kapur tidak ditemukan lagi di Museum Nasional Jakarta dan belakangan diketahui prasasti tersebut ternyata dipinjam dan tersimpan di Museum Kenegaraan Belanda (Rijksmuseum)," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang, Akhmad Elvian, di Pangkalpinang, Senin.

Prasasti Kota Kapur terkait dengan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di pesisir Barat Pulau Bangka dan prasasti ini dinamakan menurut tempat penemuannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama "Kota Kapur".

Prasasti tersebut dipahatkan pada sebuah batu yang berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran tinggi 177 centimeter, lebar 32 centimeter pada bagian dasar dan 19 centimeter pada bagian puncak.

Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuno, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada Desember 1892.

Prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda yang bekerja pada Bataviaasch Genootschap di Batavia.

"Prasasti Kota Kapur merupakan peninggalan Kerajan Sriwijaya, sebuah kerajaan besar di Sumatra pada abad ke-7 Masehi yang pernah menguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaysia, dan Thailand bagian selatan," kata Elvian.

Elvian mengatakan, selain prasasti Kota Kapur, sisa temuan situs kota kapur seperti potongan arca wisnu dan pecahan keramik sampai sekarang banyak tersimpan di balai arkeologi Palembang.

"Banyak benda temuan situs Kota Kapur yang tersimpan di balai arkeologi dan museum nasional dan barang tersebut bisa dibawa ke Pulau Bangka apabila daerah ini sudah punya museum untuk konservasi tempat prasasti dan benda purbakala," katanya.

Ia mengatakan, membangun museum tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Babel dan pemerintah pusat.

"Kami berharap dibangun museum di Babel untuk menyimpan benda-benda bersejarah yang saat ini banyak berada di luar Babel," ujarnya. (Jodhi Yudono)

-

Arsip Blog

Recent Posts