Permukiman Kuno Majapahit Tak Hanya di Trowulan

Surabaya - Ditemukannya situs permukiman kuno di Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto menunjukkan permukiman rakyat di zaman Majapahit tidak hanya terdapat di Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Hal ini ditunjang kesamaan pola pondasi yang ada di Kecamatan Puri dan di Kecamatan Trowul an.

" Kesimpulan sementara situs permukiman di Kecamatan Puri identik dengan situs permukiman di Trowulan," kata Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP 3) Trowulan Aris Soviyani yang saat dihubungi berada di Pacitan, Kamis (6/1/2011).

Sejauh ini, selain pondasi rumah berupa 4-6 lapis batu bata, ditemukan pula hiasan terakota, miniatur bangunan, wadah tembikar kasar dan halus, pecahan keramik dari zaman Dinasti Ming, Ching, dan dari Vietnam. Ada pula genteng ukel kemuncak bubungan dan umpak bangunan dari bata.

Tipologi tembikar yang tersisa itu berasal dari zaman Majapahit. Keberadaan pecahan keramik dari China dan Vietnam, tambah Aris, menunjukkan temuan ini dari masa akhir Majapahit. Adapun umpak dari bata menunjukkan rumah yang ada dulu tidak terlalu besar.

Selain kesamaan pola pondasi di situs Puri dan di Trowulan, lanjut Aris, kitab Nawa Natya menyebutkan permukiman Majapahit dibatasi sawah-sawah. Jadi, permukiman Majapahit tidak hanya di sekitar pusat kerajaan yang dibatasi Sungai Pikatan (sekarang Sungai Brangkal) di timur dan Sungai Gunting (sekarang Mojoagung) di barat. Desa Puri, Kecamatan Puri, kendati hanya sekitar 10 km dari Trowulan, berada di timur Sungai Pikatan (Brangkal). "Jadi, Trowulan bukan satu-satunya permukiman Majapahit. Di Puri juga ada," ujar Aris.

Situs permukiman kuno di Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ditemukan akhir pekan lalu di sepetak sawah milik Suprapto (50) di Dusun Tegalsari. Di petak berukuran sekitar 20 m x 20 m, terdapat susunan batu bata berukuran j auh lebih besar ketimbang batu bata zaman sekarang, sekitar 20 cm x 50 cm.

Saat ini, susunan batu bata masih dibiarkan di petak sawah Suprapto. Adapun pecahan perabot rumah tangga disimpan di ruang depan rumah warga Dusun Tegalsari, Desa Puri itu.

Petugas BP3 Trowulan juga masih memfokuskan penelitian di sawah milik Suprapto. Mulai Jumat (7/1/2011), tambah Aris, petugas juga akan mengecek kawasan sekitar Balai Desa untuk mengetahui kemungkinan adanya sebaran temuan.

Suprapto yang ditemui Kompas Minggu (5/1/2011) mengatakan , sejak tahun 1974, di beberapa petak sawahnya memang kerap ditemukan susunan batu bata kuno. Namun, warga tidak pernah menganggapnya berharga.

Hal serupa disampaikan Jani (57) yang memiliki sawah tepat di barat sawah Suprapto. Sekitar tahun 1990, kata Jani, pernah terkumpul tiga truk batu bata kuno.

Pengajar Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono, Kamis (6/1/2011) menilai temuan ini penting untuk melengkapi tafsir toponimi Puri sebagai rumah bangsawan. Adanya hiasan terakota untuk bubungan rumah, menurut Dwi, sangat mungkin menunjukkan rumah itu digunakan bangsawan kendati bukan keluarga raja. Sebab, hiasan bubungan dari terakota menunjukkan atap rumah dari genting.

Selain itu, temuan ini semestinya diteliti lebih lanjut untuk menyingkap budaya masyarakat Majapahit yang saat ini masih terkubur. (Nina Susilo)

-

Arsip Blog

Recent Posts