Koleksi Asli Empat Kesultanan, Pembeda Warna Benang

Jakarta - “Cerah ceria wajah pengantin, kuning emas kembang goyang. Songket nan indah dipakai berkain, menyambut masa depan gemilang”. Sepenggal pantun khas Melayu itu, disampaikan Kepala Museum Tekstil Jakarta, Imron, saat menyambut tamu yang berkunjung ke Museum Tekstil di Jalan Aipda KS Tubun No 2-4, Tanah Abang, Petamburan, Jakarta Pusat.

Ya, di Museum Tekstil saat ini, tengah berlangsung gelaran empat hari bazaar Festival Songket Sumatera. Berakhir Senin (22/12) nanti. Pemrakarsanya Cita Tenun Indonesia (CTI) bersama Yayasan Sejahtera.

Tak hanya disambut pantun, ketika memasuki ruang pameran, mata pengunjung langsung diarahkan pada ratusan koleksi kain yang dipajang di seluruh penjuru ruangan. Di sisi kiri ruang utama, terdapat stan khusus koleksi kain dan baju adat dari Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat.

Sedangkan di sisi kanan, ada koleksi Kesultanan Siak dan Asahan. Sementara pada koridor utama, berbaris memanjang koleksi songket mulai dari Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau, dan daerah lainnya.

Lalu, ada 4 ruangan lain yang juga memajang kain songket yang tertata rapi. “Pameran ini digelar menumbuhkan kecintaan masyarakat akan kebudayaan, tak terkecuali songket,” ujar Miss Ari, kepala seksi Museum Tekstil Jakarta.

Menurut Miss Ari, kain songket tak hanya menjadi warisan budaya masyarakat di Sumsel. Sejumlah provinsi lain di Pulau Sumatera juga memiliki warisan serupa dengan corak khas tersendiri. Seperti dari Kesultanan Langkat, ada jenis sarung “Tampuk Manggis Bunga Sekuntum” dan sarung “Itik Bekait”. Dari Kesultanan Deli, sarung “Bunga Ros” dan “Bunga Raya”, dari Kesultanan Asahan sarung “Nanas” dan “Pucuk Rebung Daun Sireh”.

Kemudian Kesultanan Siak ada namanya sarung “Keris Betabur”, sarung “Bunga Pecah Lapan”, dan sarung “Pucuk Rebung Siku Keluang”. Lalu dari Aceh ada namanya “Ija Duablah Hah” dan “Selendang”.

Sumatera Barat dinamakan “Selendang Gaba” juga dari Lampung atau Bengkulu disebut “Bidak/Kain Panjang”. Khusus songket dari Palembang, Sumsel terdapat “Selendang Janda Berias”, “Sarung Songket Inten”, dan jenis corak “Bahan”.

Untuk koleksi songket Palembang yang dipamerkan merupakan milik Museum Tekstil Jakarta. Salah satunya sumbangan Dewi Motik, tokoh budaya asal Sumsel. Sementara lainnya ada koleksi yang dihadirkan Cita Tenun Indonesia.

Dikatakan Miss Ari, songket adalah kain mewah yang ditenun menggunakan benang emas atau benang perak yang digunakan sebagai pakan tambahan di sebagian besar wilayah Sumatera. “Seiring berjalannya waktu, sutera dan katun menjadi tenunan dasar. Tetapi saat ini ada yang menggunakan bahan serat sintetis,” ujar wanita berparas ayu itu.

Dari ratusan songket yang dipamerkan, lanjutnya, sebagian adalah koleksi asli dari empat kesultanan di Sumatera. Tiga kesultanan di Sumatera Utara yakni Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Asahan. Satu lagi dari Kesultanan Siak, Riau. Lainnya merupakan corak dan warna songket dari Sumatera Selatan, Nangroe Aceh Darusssalam, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Lampung.

Masing-masing songket memiliki khas tersendiri seperti warna benang emas yang memiliki tingkat kecerahan berbeda. “Sumatera Barat, dihiasi benang emas putih berbeda dengan Jambi yang umumnya hiasan dengan benang emas buram. Sementara, songket Palembang, hiasan tenun benang emasnya berkilauan,” bebernya.

Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, menurutnya ada tiga provinsi yang paling aktif memproduksi kain songket. Di antaranya dari Pandai Sikek dan Silungkan di Sumatera Barat, lalu tanah Melayu di Sumatera bagian timur termasuk sebagian Sumatera Utara.

Satu lagi, lanjutnya, produksi terbesar berada di Palembang, Sumatera Selatan. ‘’Selama ini Palembang memang dikenal sebagai sentra industri songket di Indonesia,’’ ujarnya.

Dalam industri fashion, songket sudah dikemas ‎menjadi koleksi busana modern. Terbaru datang dari desainer busana muslimah Dian Pelangi yang mengusung songket Palembang menjadi pakaian berkesan elegan. Wanita 23 tahun tersebut bahkan membawa koleksi itu ke DC Fashion Week 2014. 
Di dunia hiburan, ajang Festival Film Indonesia 2014 menjadi bukti songket digemari selebriti. Tak sedikit aktor dan aktris yang hadir mengenakan pakaian bermaterial songket, sebut saja Chicco Jerico, Jajang C Noer, Reza Rahadian, serta Christine Hakim.

-

Arsip Blog

Recent Posts