Batam, Kepri - Pra Konvensi Bahasa Indonesia menyambut Hari Pers Nasional (HPN) 2015 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesisa (PWI) Kepri di Hotel Harmoni One Batam Center, Jumat (12/12) lalu, memunculkan wacana bahasa Melayu menjadi bahasa resmi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
Apalagi, saat membuka kegiatan itu, Gubernur Kepri H Muhammad Sani mengungkapkan pengalaman dirinya saat berkunjung ke Afrika. Saat itu, masyarakat di sana bertanya mengenai asal usul bahasa Indonesia. ”Warga kita di Afrika, mengakui Bahasa Indonesia dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu dari mana? Tidak di mana-mana, itu dari Riau. Tepatnya di Pulau Penyengat yang sekarang masuk dalam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri),” tutur Sani.
Ditambahkan Gubernur, kedudukan Bahasa Melayu yang dijadikan Bahasa Indonesia diperkuat sejumlah pakar. Di antaranya, pendapat Sultan Ali Syahbana yang menyatakan, tidak ada perbedaan antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu. Kemudian, Ki Hajar Dewantara mengatakan, Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu. Dasarnya dari Melayu Riau.
”Wakil Presiden pertama Muhammad Hatta menyatakan bahasa Melayu adalah Bahasa Indonesia. Diambil dari Pulau Penyegat. Dengan semangat ini, melalui HPN, kita kembali menyampaikan Bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu,” tambah Sani lagi.
Karena bahasa Melayu menjadi bahasa pemersatu bangsa Indonesia, tidak heran Pemprov Kepri saat ini sedang membangun monumen tugu bahasa di Pulau Penyengat. Diharapkan, dengan adanya tugu itu dapat menumbuhkan pariwisata di Kepri.
Sementara itu, Ketua PWI Kepri, Ramon Damora mengatakan, peringatan HPN 2015 di Kepri bertekad mengembalikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sesungguhnya. Serta menyampaikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu. ”Kita ingin menawarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa baik. Karena banyak saat ini bahasa Indonesia sudah tidak sesuai lagi,” ujar Ramon.
Pra Konvensi Bahasa yang mengambil tema: ”Bahasa Melayu Untuk Indonesia yang Bahari dan Baharu” itu mendapat sambutan antusias dari para guru, pakar bahasa, dan para redaktur bahasa dari berbagai media massa.
Tampil sebagai pembicara linguis senior dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Dr Totok Suhardiyanto yang akan membahas topik: ”Bahasa Melayu sebagai Basaha ASEAN”. Novelis yang juga kolomnis sepak bola, Zen RS, akan menyampaikan topik: ”Bahasa Melayu, yang Sungkan Dalam Sukan”. Ketua Forum Bahasa Media Massa (FBMM), TD Asmadi yang akan membahas topik berjudul: ”Menyorot Peran Media Massa Dalam Memartabatkan, Memperkasakan, juga merawat Bahasa Melayu dari Gempuran Bahasa Asing”.
Kemudian, juga akan tampil budayawan asli Melayu, yang lahir dan besar di tanah Melayu. Mereka itu adalah budayawan yang juga mantan wartawan Harian Kompas, Taufik Ikram Jamil, akan menyampaikan topik berjudul: ”69 Tahun Indonesia : Bahasa Melayu Ditusuk dari Belakang?”, penyair Marhalim Zaini yang akan membahas topik: ”Bahasa Melayu dan Tradisi Sastra Maritim”. Dan juga akan hadir budayawan dan cendekiawan dari Pulau Penyengat, Abdul Malik yang akan membahas topik: ”Bahasa Melayu Kepulauan Riau Sebagai Asal Muasal Bahasa Indonesia: Mencari, Sekaligus Menciri Bukti”.
Sumber: http://batampos.co.id