Kreativitas PPI Tiongkok Hebohkan Pesta Tahun Baru

Tiongkok - Beberapa hari sebelum minggu tenang pra UAS dimulai, kampus Jiangxi Normal University di Kota Nanchang, Tiongkok menggelar acara akbar pesta penyambutan tahun baru. Kegiatan ini merupakan acara khas yang rutin diadakan setiap kampus di Tiongkok dan merupakan salah satu pesta paling dinanti-nanti oleh jajaran civitas kampus.

Malam itu ratusan civitas akademika Jiangxi Normal University memadati gedung Xianshulou. Tepat pukul tujuh, acara yang dinanti-nanti pun dimulai. Berbagai macam pertunjukan ditampilkan oleh mahasiswa lokal dan internasional maupun para dosen.

Para mahasiswa Indonesia seperti biasa, memanfaatkan event ini untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang beragam. Kali ini, setelah melalui perbincangan panjang, mereka memutuskan untuk menampilkan musik Indonesia, mempertimbangkan waktu latihan yang singkat dan jadwal kuliah yang padat.

Guna menyuguhkan keunikan khas Indonesia, mahasiswa Indonesia di Jiangxi Normal University memutar otak menunjukkan kreativitasnya. Bukan hanya menggunakan instrumen seperti gitar, tamborin dan marakas, mereka juga memperkenalkan beberapa alat musik khas dari Indonesia seperti angklung yang merupakan hasil hibah dari KBRI Beijing, serta seruling bambu yang dibawa oleh seorang mahasiswa Indonesia. Selain alat musik khas Indonesia, mereka juga kreatif membuat instrumen musik sendiri, dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar. Sebutlah saja perkusi dari ember bekas, alat tiup dari botol kaca bekas yang diisi air, tutup panci, teflon, bahkan alat bengkel seperti pipa knalpot yang rusak pun turut dimanfaatkan.

Mahasiswa magister geografi di Jiangxi Normal University, Bambang Prakoso, menjelaskan, penampilan ini adalah perwujudan harmoni dari mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di kampus tersebut. Meski berasal dari berbagai latar belakang jenjang pendidikan, semua terlibat dalam proses latihan, persiapan hingga penampilan di atas panggung.

"Musik yang kami hasilkan adalah buah dari olah kreativitas dan kerja sama dari 27 mahasiswa Indonesia di kampus ini," tutur Bambang.

Menampilkan pertunjukan musik ini bukan tanpa hambatan. Dengan waktu yang singkat dan jadwal yang padat, ke-27 mahasiswa Indonesia di kampus tersebut harus mencocokkan jadwal masing-masing. Sembari latihan, berbagai kuliah, tugas dan ujian akhir tetap dijalani. Bahkan, karena faktor cuaca yang dingin dan kering, beberapa mahasiswa Indonesia juga sempat sakit, namun tetap semangat berlatih.

Menariknya lagi, sejak dalam perjalanan menuju lokasi acara, banyak sekali penduduk lokal yang terkagum-kagum dan penasaran melihat angklung yang dibawa oleh mahasiswa Indonesia. Di antara mereka juga sempat berhenti dan menanyakan alat apakah yang sedang dipegang. Para mahasiswa Indonesia pun dengan semangat menjelaskan dan memperagakan cara memainkan angklung.

Penampilan mahasiswa Indonesia malam itu mendapat sambutan yang meriah. Penonton antusias dan mendengarkan dengan seksama, seakan takjub dan terbius dengan indahnya alunan musik dan lagu yang dibawakan. Ada tiga lagu yang dibawakan yaitu Ampar Ampar Pisang, dilanjutkan dengan lagu Ayo Mama dan diakhiri dengan lagu Balonku. Semua dirangkai dengan irama yang rancak. Setelah pertunjukan usai, gemuruh tepuk tangan bersahutan dari bangku penonton. Komentar positif pun bertaburan dari barisan penonton yang terdiri dari mahasiswa dan laoshi (dosen).

"Mereka menggunakan instrumen buatan sendiri dan menghasilkan permainan musik yang menakjubkan, diikuti dengan lagu lokal yang bernuansa khas, membuat kami mencicipi suasana Indonesia. Terima kasih mahasiswa Indonesia atas penampilannya yang mengagumkan," demikian komentar di akun Weibo resmi milik BEM fakultas Intercultural Studies yang juga merupakan tim sukses di balik terselanggaranya acara pentas penyambutan tahun baru ini.

"Penampilan mahasiswa Indonesia sangat kreatif, mereka berhasil menciptakan atmosfer yang sangat hangat. Semoga mahasiswa Indonesia secara terus-menerus aktif berpartisipasi dalam event-event serupa," tutur Fu Mengru Laoshi, penanggung jawab murid internasional di Jiangxi Normal University.

Sekira pukul 9.30 malam, acara berakhir. Semua penonton dan pengisi acara satu per satu beranjak meninggalkan gedung Xianshulou. Malam itu, para mahasiswa Indonesia pulang dari pesta dengan wajah puas dan sumringah. Mereka bangga karena telah sukses menjadi duta promosi budaya Indonesia.

-

Arsip Blog

Recent Posts