PSK Gunung Kemukus Pasang Tarif Rp350 Ribu

SRAGEN - Aroma bisnis prostitusi terselubung di Gunung Kemukus semakin kuat dengan banyaknya pekerja seks komersil (PSK) yang berkeliaran di sekitar Gunung Kemukus. Mereka mematok harga mulai dari Rp250 ribu-Rp350 ribu sekali melayani para peziarah.

Para PSK yang datang dari sekitar Solo dan luar Jawa Tengah itu biasanya datang secara bergerombolan terutama pada bulan yang dianggap baik. Mereka juga sudah berani mematok harga bagi peziarah untuk sekali melayani ritual.

Surati, salah satu pemilik warung di belakang lokasi makam Pangeran Samudra, mengatakan rata-rata harga yang ditawarkan biasannya mulai dari Rp250 ribu hingga Rp 350 ribu. Sedangkan untuk sewa kamar sendiri, peziarah diharuskan membayar uang sewa sebesar Rp50 ribu.

"Tapi bila tak memiliki uang, kebanyakan para peziarah bisa melakukannya di sekitar area makam Pangeran Samudra," ujarnya ditemui di lokasi Gunung Kemukus.

Sementara itu, penanggung jawab Obyek Wisata Gunung Kemukus, Marcelo Suparno, menjelaskan, cerita yang berkembang tentang ritual berhubungan badan dengan orang lain yang bukan pasangannya untuk mendapatkan apa yang diharapkan oleh peziarah telah di salahartikan dan terlanjur menjadi budaya yang sulit dihilangkan.

Berbagaai upaya untuk meluruskan tradisi berziarah yang benar kepada para pengunjung terkait prosesi ziarah di Gunung Kemukus.

"Tidak ada ketentuan harus berhubungan badan dengan orang yang bukan pasangan dalam prosesi ritual," tuturnya.

Menurut Suparno, Gunung Kemukus pernah mengalami puncak kejayaan sekitar tahun 1980-1995-an. Namun untuk saat ini jumlah peziarah di Gunung Kemukus mengalami penurunan.

"Kami terus berusaha mengubah atau menghilangkan citra negatif yang selama ini melekat pada Gunung Kemukus. Pelan tapi pasti masyarakat akan paham cerita Pangeran Samudro yang sebenarnya," imbuhnya.

Sementara itu, menurut Bandi (60), warga sekitar waduk kedungombo membenarkam bahwa cerita tentang kisah cinta Pangeran Samudro dengan ibu tirinya Ontrowulan salah kaprah. Cerita yang selama ini dijadikan dasar ritual seks sebagian peziarah di Gunung Kemukus adalah tidak benar. Sebab itu hanya dongeng dari masyarakat yang sudah turun temurun.

"Namun bagaimana lagi, orang kadung (terlanjur) percaya dengan cerita dan tradisi ritual yang harus dilakukan. Tanpa itu (berhubungan seks) keinginannya tidak terkabul" ungkapnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts