LIPI Kaji Interaksi Budaya Peradaban Samudra Hindia

Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan kajian lebih dalam interaksi budaya dan peradaban di kawasan Samudra Hindia yang memiliki potensi geografis dan geostrategis di masa depan.

"Interaksi sosial dan budaya sebagai hasil dari peran-peran tersebut telah menghasilkan berbagai macam pertukaran, percampuran dan saling adopsi elemen kebudayaan termasuk peradaban,"kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI Aswatini di Jakarta, Senin (21/12).

Bahkan, Aswatini mengatakan di berbagai negara telah tumbuh juga diaspora dari komunitas-komunitas dari berbagai negara yang berada di sepanjang Samudra Hindia.

Perkembangan Samudra Hindia sebagai kawasan masa depan dunia telah menjadi perhatian utama bagi dunia internasional belakangan ini. Menurut dia, samudra terbesar ketiga di dunia tersebut mempunyai potensi geografis dan geostrategis yang penting.

Samudera Hindia telah lama menjadi jembatan penghubung manusia di berbagai negara yang hidup di pinggiran samudera ini, bahkan manusia yang hidup di daratan lebih dalam. Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran barang dan interaksi sosial budaya yang intensif.

Samudra Hindia merupakan salah satu penopang utama lalu lintas laut bagi perdagangan dunia, 50 persen lalu lintas kapal dagang, sepertiga lalu lintas kargo global, dan dua per tiga pengiriman minyak dunia dan energi serta terdapat "tol laut" bagi jalur komunikasi kabel bawah laut yang menopang 95 persen telekomunikasi global.

Revitalisasi

Saat ini, lanjutnya, negara-negara di lingkar Samudera Hindia sedang merevitalisasi kerja sama regional Indian Ocean Rim Association (IORA). Organisasi kerja sama regional di kawasan Samudera Hindia ini telah diprakarsai sejak tahun 1995 dan dideklarasikan pada tahun 1997.

IORA beranggotakan 20 negara, yaitu Australia, Bangladesh, Komoro, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritania, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Afrika Selatan, Sri Lanka, Tanzania, Thailand.

Kemudian, Uni Emirat Arab dan Yaman. Selain itu, terdapat negara-negara mitra dialog, antara lain Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, Inggris, Prancis, Jepang dan Mesir.

"IORA merupakan satu-satunya organisasi kerja sama di Samudera Hindia yang mencakup negara-negara di tiga benua sekaligus, bisa kita bayangkan interaksi budaya yang unik di sana," kata Aswatini.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Adriana Elisabeth mengatakan Indonesia sebagai focal point pada pilar kerja sama akademik IORA (Indian Ocean Rim Academic Group, IORAG) 2015-2017 melalui LIPI telah membentuk Komite Kerja Nasional IORAG Indonesia.

"Salah satu kegiatan Komite Kerja Nasional IORAG Indonesia pada tahun 2015 adalah melaksanakan kegiatan penelitian kerja sama kawasan dan salah satu topiknya adalah interseksi budaya dan peradaban di Samudera Hindia," ujar Adriana.

Menurut Adriana, penelitian ini menjadi sangat signifikan dan relevan untuk dikaji lebih lanjut karena fokus peningkatan kerja sama yang lebih berpusat pada masyarakat. Selain itu, harus bertumpu pada pemahaman sejarah dan identifikasi pembagian nilai-nilai yang selama ini sebenarnya sudah terbangun di kawasan melalui pertukaran budaya dan interaksi perdagangan.

-

Arsip Blog

Recent Posts