Riau Tuan Rumah Kemilau Sumatera 2015

Pekanbaru, Riau - Provinsi Riau kembali mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat. Ini terlihat dengan komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menunjuk Provinsi Riau, sebagai tuan rumah Pameran "Kemilau Sumatera" Tahun 2015.

Hal tersebut memiliki peran positif dalam mempromosikan potensi wisata dan pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Penetapan tersebut berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara provinsi se-Sumatera.

Informasi itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau, Fahmizal di Pekanbaru. Ia menilai kesempatan itu merupakan peluang bagi Provinsi Riau untuk mempromosikan berbagai potensi wisata dan keindahan alam serta budaya Provinsi Riau, yang diharapkan menjadi daya tarik wisatawan untuk berwisata ke Riau.

"Ini merupakan peluang besar. Dengan adanya Pameran Kemilau Sumatera di Pekanbaru ini kita harapkan daerah-daerah di Sumatera dapat mengenal lebih jauh mengenai potensi wisata dan seni budaya. Dengan begitu, Riau diharapkan jadi tergen pasar destinasi pariwisata di Sumatera, yang pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian masyarakat Riau," paparnya.

Lebih jauh ia menerangkan, "Pesona Batik" menjadi tema andalan pada Pameran Kemilau nantinya. Rencananya, kegiatan skala regional itu akan dibuka oleh Plt Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman dan dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Pariwisata pada, Senin (7/12/2015) nanti, di Mall Pekanbaru.

Selain itu, hadir juga Dinas Pariwisata se-Sumatera, Industri Pariwisata Riau dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau, serta dimeriahkan dengan lomba tari dan atraksi kesenian Riau

Sebagai salah satu hasil seni budaya Indonesia, batik sempat terlupakan dalam perkembangan dunia modern. Namun dalam beberapa tahun terakhir, batik kembali populer dan menjadi pusat perhatian dalam industri tanah air dan internasional.

Apalagi sejak UNESCO (United Nations of Educational Scientific and Cultural Organization) menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia pada 2 Oktober 2009.

Teknik membatik, budaya mencanting, ragam motif penuh filosofi dan cerita menjadi satu warisan budaya Indonesia yang diturunkan dari masa ke masa. Tentunya budaya warisan leluhur ini harus tetap digaungkan dan dilestarikan terutama bagi generasi muda mendatang.

Provinsi Riau memiliki sejarah tentang batik sejak zaman Kerajaan Siak Sriindrapura. Saat itu dikenal kerajinan di kalangan bangsawan istana dalam bentuk kerajinan "Batik Cap". Saat itu bahan cap dibuat dari perunggu yang berisi motif-motif.

Plt Gubernur Provinsi Riau, Arsyadjuliandi Rachman antusias mengunjungi stand di Riau Expo 2015 yang tampilkan proses membatik.

Batik Riau umumnya berwarna dasar terang dan cerah. Kerajinan batik tersebut sempat meredup seiring dengan berakhirnya masa pemerintahan raja-raja Siak. Kemudian baru tahun 1990-an, batik Riau kembali dipopulerkan melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Riau, yang mengusung nama Batik Tabir Riau.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandri Rachman mengaku punya cukup banyak koleksi baju batik. Dari sekian banyak koleksi itu, ia mengatakan favoritnya adalah baju batik Riau.

"Cukup banyak saya punya (batik), yang paling suka batik Riau," ujarnya saat Hari Batik Nasional.

-

Arsip Blog

Recent Posts