Ini Alasan Kesenian dan Kebudayaan Sunda Buhun Nyaris Punah

Bandung, Jabar - Pernyataan hampir punahnya sejumlah seni dan budaya asli Kota Bandung seperti seni beluk, seni pantun, seni topeng benjang, bukan tanpa alasan.

Perubahan zaman dan teknologi mempengaruhi hal tersebut.

"Kesenian dan kebudaya Sunda buhun kalah dengan musik yang datang dari luar," kata Kepala UPT Padepokan Seni Mayang Sunda, Ating Sudjana, di Padepokan Seni Mayang Sunda, Jalan Peta, Kecamatan Bojongloa Kalewr, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12).

Selain itu, Ating menilai, beberapa kesenian dan kebudayaan Sunda buhun itu kurang atraktif.

Seni beluk misalnya, lebih menyerupai seni rajah. Beda halnya seni jaipong yang lebih atraktif sehingga cukup diminati.

"Seni beluk itu hanya duduk dan memainkan alat musik dan menyampaikan wejangan," ujar Ating.

Menurut Ating, seni beluk sendiri nyaris hilang ditelan bumi lantaran tak ada lagi yang mengetahui bagaimanan kesenian dan kebudayan itu ditampilkan.

Generasi terakhir yang mengetahui persis kesenian yang lahir di wilayah Ujung Berung itu pun sudah meninggal.

"Setelah kami cari, ada generasi lainnya yang masih memainkan seni beluk ini di Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Maka dari itu kami mencoba menampilkan seni ini," kata Ating.

Ating menyebut, pihaknya pun mencoba menyerap ilmu dan mendokumentasikan seni beluk tersebut. Nantinya seni beluk akan dilestarikan kembali di Kota Bandung.

Tak menutup kemungkinan, seni tersebut akan dimodifikasi agar lebih atraktif sehingga banyak peminat dan penikmatnya.

"Kesempatan kali ini dengan menampilkan kesenian dan kebudayan Sunda buhun juga kami pergunakan untuk melihat antiusiasme penonton. Apakah mereka tertarik atau tidak," ujar Ating.

-

Arsip Blog

Recent Posts