Kulonprogo, DIY - Masyarakat Pedukuhan Beteng Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kulonprogo menggelar acara adat merti dusun berupa kirab gunungan dan pentas kesenian, Kamis (03/12/2015). Lantaran digelar pada bulan Sapar, mereka kemudian menyebut ritual ini sebagai kegiatan Saparan.
Kegiatan Saparan diikuti ratusan warga dari delapan RT di Pedukuhan Beteng. Mereka mengenakan beragam kostum menarik, mulai dari pakaian adat Jawa, pakaian prajurit kraton hingga seragam sekolah, dan berkumpul di halaman Masjid Al Mujahidin. "Dari sini, mereka berjalan kaki menuju pendopo Pedukuhan Beteng," kata ketua panitia acara, Marno (52).
Saat kirab, lanjutnya, masyarakat membawa empat gunungan, masing-masing hasil sumbangan warga dua RT. Gunungan tersebut berisi hasil pertanian mereka seperti palawija, buah-buahan dan sayur-mayur sebagai gambaran limpahan hasil bumi di Pedukuhan Beteng.
Dengan diiringi alunan gamelan, peserta kirab berjalan perlahan menuju Pendopo Pedukuhan Beteng. Arak-arakan ini pun mengundang perhatian para pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Sesampainya di pendopo, gunungan kemudian didoakan oleh pemuka adat.
"Setelah itu, gunungan diperebutkan. Dalam hitungan menit, hasil bumi yang disematkan pada empat gunungan itu pun ludes diserbu masyarakat," imbuh Marno.
Menurut Marno, ritual budaya Saparan sengaja digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang telah dirasakan selama ini. Dalam Saparan, masyarakat juga memanjatkan doa agar Pedukuhan Beteng tetap diberikan rahmat dan hidayah, hingga selalu subur, makmur dan gemah ripah. "Usai kirab, kami menanam bibit pohon pelindung mata air dan palawija seperti pohon beringin, gatep, kacang, jagung dan singkong," jelasnya.
Kemeriahan acara Saparan di Pedukuhan Beteng tak berhenti sampai di situ. Sebagai acara pamungkas, masyarakat dihibur dengan berbagai pentas seni mulai dari karawitan, jathilan, angguk hingga hadroh. Pentas seni yang disajikan pun berhasil menghidupkan suasana dan mengundang tepuk tangan.
Potensi seni dan budaya di Pedukuhan Beteng, dinilai layak untuk dikembangkan. Ketua Desa Wisata Jatimulyo, Suisno, berencana menjadikan kegiatan budaya Saparan sebagai pelengkap kekayaan obyek wisata di Jatimulyo seperti Grojogan Sewu dan Goa Kiskendo. "Kami terus berupaya membina dan melestarikan budaya di sini, mengingat seni budaya ini pernah vakum tanpa ada upaya pengembangan dari masyarakat setempat," katanya.
Kedepan, setiap kegiatan seni budaya di wilayah setempat akan dikemas dengan baik, serta diwadahi dalam satu paket dengan obyek wisata yang ada. Pengemasan dalam satu paket wisata tersebut diyakini mampu menyedot kunjungan wisatawan dalam jumlah banyak.
Sumber: http://krjogja.com